Waspada Diare, Gejala Dan Penyebabnya

E. choli
Bakteri E. Choli.
PERBIDKES.com - Definisi menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2006. Diare adalah adanya peningkatan frekuensi buang air besar serta konsistensi tinja menjadi cair. Di dalam masyarakat diare lebih di kenal dengan sebutan "mencret". Diare merupakan salah satu dari beberapa gejala / keluhan awal masalah pokok utama penyakit gastrointestinal (GI). Selain itu diare juga merupakan penyebab kekurangan cairan tubuh. Diare di kelompokkan menjadi dua, yaitu diare akut & diare kronik (apabila telah berlangsung lebih dari 2 minggu). 

Diare akut.

Pada umumnya diare akut bersifat sembuh sendiri dalam 5 hari dengan pengobatan yang sederhana juga disertai rehidrasi. Bila pasien mempunyai riwayat makan-makanan tertentu seperti makanan siap saji & juga dalam kondisi yang sama pada orang lain, kemungkinan diare karena keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin bakteri. Tetapi bila diare dalam bentuk serta bercampur darah, lendir & juga disertai demam, itu biasanya disebabkan karena mukosa usus yang ditimbulkan oleh invasi Shigella, salmonella.
Kolon merupakan daerah yang diserang.

Diare akut tanpa disertai kerusakan mukosa usus disebabkan karena adanya toksin bakteri (terutama E coli ), dengan gejala seperti feses benar-benar cair, kembung, mual, muntah, tidak ada darah, serta nyeri perut pada daerah pusar karena terdapat kelainan pada daerah usus halus. Tetapi, bila muntahnya sangat mencolok maka biasanya diare disebabkan oleh virus / S aureus di dalam bentuk keracunan makanan. 

Diare kronik. 

Diare kronik secara umum di kelompokkan di dalam 4 kategori patagenesis terjadinya.
  • Diare osmotik disebabkan karena osmolaritas intra lumen usus lebih tinggi di bandingkan dengan osmolaritas serum. Biasanya saat berpuasa diare akan berkurang.
  • Diare sekretorik disebabkan karena terjadinya sekresi intestinal yang terlalu berlebihan serta berkurangnya absorpsi yang menjadikan diare menjadi cair & banyak. 
  • Diare inframatorik disebabkan karena faktor terjadi inflamasi. 
  • Diare karena gangguan motilitas disebabkan oleh usus yang terlalu cepat / karena terjadinya stasis yang dapat menimbulkan perkembangan berlebih bakteri intralumen usus. 
Dalam melakukan anamnesa harus benar-benar akurat agar kita dapat dengan mudah menentukan penyebab terjadinya diare. Pada feses perlu di lakukan pemeriksaan agar mengetahui apakah terdapat parasit, telur cacing, ataupun lekosit feses. Sedangkan pada pemeriksaan darah bila terdapat kemungkinan terjadi hipokalemia maka elektrolit juga harus diperiksa.


Perlu di waspadai jika pasien mengalami penurunan berat badan yang bermakna. Karena di khawatirkan akan terjadi suatu keganasan pada saluran cerna terutama tumor kolon. Pemeriksaan yang mendukung yaitu kolonoskopi & biopsi. 

Pencegahan.

Cara pencegahan agar tidak terkena diare yaitu dengan selalu menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan.
Baca juga : Penyakit jantung koroner - Gejala dan penangannya.

Referensi: 

  1. Gastroenterologi. Dalam : Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. Darmika djojoningrat (editor). BAIPD. E IV. J I. FKUI. Jakarta, 2006. p 286-64.