Penyakit Cacing Pita (Taeniasis)

taeniasis
Daging sapi mentah.
PERBIDKES.com - Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2006 menjelaskan bahwa taeniasis adalah infeksi pada manusia oleh cacing pita dewasa yang tergolong dalam genus Taenia. Infeksi cacing pita secara tradisional di bagi dua jenis yaitu taeniasis yang disebabkan karena infeksi taenia solium (cacing pita babi), dan taeniasis oleh karena infeksi taenia saginata (cacing pita sapi). Pada manusia, bentuk larva taenia solium dapat menimbulkan infeksi yang dikenal sebagai sistiserkosis. Bila sistiserkosis mengenai jaringan otak maka disebut sebagai neurocysticercosis.

Pada daerah di negara-negara yang sedang berkembang, taeniasis merupakan penyakit yang endemik. Taeniasis yang disebabkan oleh taenia solium yang dapat menyebabkan neurocysticercosis dapat menyebabkan berbagai komplikasi bahkan hingga berujung kematian. World Health Assembly ,2003 menyatakan bahwa taeniasis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terpenting diseluruh dunia. Sedangkan Wallin & Kurtze menganggap neurocysticercosis sebagai infeksi yang semakin meningkat jumlahnya di dunia ini. Sekitar 50 juta pasien taeniasis yang ditemukan di seluruh dunia, sekitar 50.000 pasien yang meninggal dunia karena terkena neurocysticerkosis.

Cacing pita dewasa terdiri dari bagian kepala yang disebut dengan skoleks, diikuti oleh bagian leher yang tanpa luas & bagian ruas-ruas atau proglotid. Pada ujung proglotid terdapat prognotid yang penuh dengan telur. Keseluruhan cacing pita di mulai dari skoleks hingga proglotid gravid disebut strobila.

Tania solium memiliki panjang 4-10 meter dengan 1000-2000 proglotid. Skoleks memiliki 4 batil isap dengan 25-30 alat pengait. Uterus gravid memiliki percabangan lateral 7-13 buah. Sedangkan tania saginata memiliki panjang 4-10 dengan 1000-2000 proglotid. Skoleks berukuran 1-2 mm dengan 4 batil isap tanpa alat pengait. Pada proglotid gravid memiliki uterus dengan percabangan 15-30 buah.

Tanda Gejala Taeniasis.

Gejala pada beberapa pasien ditemukan keluhan gaatrointestinal yang ringan seperti nyeri perut atau nausea. Tetapi berdasarkan Pawloski & Schultz menemukan urutan gejala yaitu sebagai berikut:
  • Keluarnya proglotid dalam tinja.
  • Rasa tidak enak di dalam lambung.
  • Mual.
  • Badan lemah.
  • Berat badan menurun.
  • Nafsu makan meningkat.
  • Sakit kepala.
  • Konstipasi.
  • Pusing.
  • Diare.
  • Pruritusani.

Gejala umum taeniasis karena infeksi Taenia solium belum bisa dibedakan dengan infeksi taenia saginata.

Diagnosa taeniasis dapat ditegakkan bila dalam tinja pasien ditemukan proglotid baik secara aktif maupun pasif.

Penatalaksanaan.

Dalam pengobatan sudah terdapat beberapa macam obat yang digunakan untuk penanganan taeniasis diantaranya yang saat ini digunakan adalah prazikuantel & niklosamid.

Pencegahan untuk mencegah terjadinya taeniasis diantaranya adalah:
Menghilangkan sumber terjadinya infeksi dengan cara mengobati pasien taeniasis.
Pendidikan kesehatan untuk mengubah kebiasan yang kurang baik seperti pembuangan tinja disembarang tempat, memakan daging yang tidak di masak dengan matang.

Referensi:

  1. Taeniasis. I Made Bakta (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p1809-406.