Penyakit Rabies Pada Manusia

Penyakit Rabies Pada Manusia
Serigala.

PERBIDKES.com - Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2006 menjelaskan bahwa pengertian rabies adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia & mamalia yang berakibat fatal. Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, famili Rhabdoviridae & menginfeksi manusia lewat sekret yang terinfeksi pada gigitan binatang. Nama lain rabies di Indonesia dikenal sebagai penyakit anjing gila.

Virus rabies berbentuk peluru dengan ukuran 180 x 75 nm, single stranded RNA, yang terdiri dari kombinasi nukleo-protein yang berbentuk koil heliks yang tersusun dari fosfoprotein & polimerasi RNA. Selubung virus terdiri dari lipid, protein matriks, & glikoprotein. Virus ini dapat mati bila terkena deterjen maupun sabun.

Infeksi virus rabies biasanya melalui kontak dengan binatang seperti serigala, kucing, anjing, kelelawar, & kera, & ditularkan pada manusia lewat gigitan binatan/kontak virus dengan luka host ataupun melalui membran mukosa. Transmisi dari manusia ke manusia belum pernah dilaporkan terjadi.

Infeksi rabies pada manusia terjadi dengan masuknya virus melalui luka pada kulit (luka robek, garukan, & lecet) maupun mukosa. Paling sering infeksi terjadi lewat gigitan anjing, akan tetapi juga dapat terjadi melalui gigitan kucing, kera maupun binatang lainnya yang terinfeksi seperti musang, serigala, & kelelawar. Sedangkan cara penularan infeksi yang lain adalah melalui inhalasi dimana dilaporkan terjadinya infeksi rabies pada orang mendatangi gua kelelawar tanpa adanya gigitan. Dapat juga terjadi karena kontak virus rabies pada kecelakaan kerja di laboratorium.

Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia, selama 2 minggu virus akan menetap pada tempat masuk & pada jaringan otor di dekatnya virus berkembang biak/ langsung mencapai ujung2 serabut saraf perifer. Dari saraf perifer virus menyebar dengan cara sentripetal lewat endoneurium sel-sel Schwan & lewat aliran aksoplasma mencapai ganglion dorsalis kemudian berkembang biak. Lalu virus menyebar ke susunan saraf pusat (otak & medula spinalis) melalui cairan serebrospinal.

Masa inkubasi rabies 95 persen antara 3-4 bulan, masa inkubasi dapat bervariasi antara 7 hari hingga 7 tahun, hanya terdapat 1 persen yang masa inkubasi 1-7 tahun. Pada anak-anak biasanya masa inkubasi lebih pendek dibandingkan pada orang dewasa. Lamanya masa inkubasi dipengaruhi oleh dalam & besarnya luka gigitan, lokasi gigitan, derajat patogenesis virus, & persarafan daerah luka gigitan. Luka pada ekstremitas 46-78 hari. Sedangkan luka pada kepala masa inkubasi 25-48 hari.

Gejala klinis pada manusia terdiri dari 4 stadium yang dalam kondisi sebenarnya sulit dipisahkan satu dari yang lainnya, yaitu sebagai berikut:
  1. Gejala prodomal non spesifik.
  2. Ensefalitis akut.
  3. Disfungsi batang otak.
  4. Koma & kematian.

Berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi pada penderita rabies & biasanya muncul pada fase koma. Komplikasi yang dapat terjadi seperti peningkatan tekanan intra-kranial, diabetes insipidus, hipotensi, aritmia, & kejang.

Dalam penanganan rabies belum ada pengobatan untuk penderita yang sudah menunjukkan gejala rabies. Penanganan hanya berupa tindakan suportif dalam penanganan gagal jantung & gagal nafas.

Untuk pencegahan infeksi virus yang dapat dilakukan pada pasien yang terpapar dengan virus rabies lewat kontak maupun gigitan binatang pengidap rabies harus dilakukan perawatan luka yang adekuat serta pemberian vaksin anti rabies & imunoglobulin.

Referensi:

  1. Rabies. Paul N. Harijanto, Carta A. Gunawan (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta: FKUI. p1714-388

Posting Komentar untuk "Penyakit Rabies Pada Manusia"