Cara Melakukan Pemeriksaan Fisik Perut (Abdomen).

PERBIDKES.com - Dear sejawat, pemeriksaan fisik perut merupakan bagian dari pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Tujuan dilakukan pemeriksaan fisik perut, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada sistem saluran pencernaan, sistem ginjal, maupun sistem saluran kemih.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perut sebaiknya melakukan anamnesis terlebih dahulu supaya dapat membantu menegakkan diagnosis dengan tepat. Dalam melakukan anamnesis kadang akan mengalami kesulitan, bila pasien mengalami penurunan kesadaran, syok maupun gangguan emosi akibat trauma tersebut.

Riwayat trauma juga penting untuk menilai penderita yang cidera, seperti karena jatuh ketika bermotor yang meliputi jenis benturan, kecepatan, posisi pasien saat kejadian (Keterangan ini dapat di peroleh langsung dari pasien maupun saksi/penumpang lain.

Pemeriksaan Fisik Perut.

Perut di bagi menjadi 4 kuadran. (Lihat gambar 1).

cara melakukan pemeriksaan fisik perut
Gambar 1. Pembagian daerah perut (4 kuadran).
Keterangan gambar 1.

  • a = Kuadran kanan atas.
  • b = Kuadran kiri atas.
  • c = Kuadran kiri bawah.
  • d = Kuadran kanan bawah.

Sedangkan pembagian yang lebih rinci yaitu perut dibagi menjadi 9 bagian. (Lihat gambar 2).

Gambar 2. Pembagian daerah perut (9 regio).
Keterangan gambar 2.

  • 1 = Regio epigastrium.
  • 2 = Regio hipokondrium kanan.
  • 3 = Regio hipokondrium kiri.
  • 4 = Regio umbilicus.
  • 5 = Regio lumbal kanan.
  • 6 = Regio lumbal kiri.
  • 7 = Regio hipogastrium.
  • 8 = Regio iliaka kanan.
  • 9 = Regio iliaka kiri.

Melakukan pemeriksaan fisik perut harus dilakukan dengan teliti & berurutan, yaitu  Inspeksi - auskultasi - perkusi - palpasi (I-A-P-P).

Jangan lupa, untuk selalu mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.

Selanjutnya...Mengatur posisi pasien terlentang (supinasi).

Inspeksi (melihat).

Untuk melakukan inspeksi, pakaian pasien sekitar perut di buka (4 kuadran terlihat) agar dapat melihat keseluruhan bagian perut.

Inspeksi perut bagian depan serta belakang apakah terlihat ada luka, memar, bekas luka, striae, pergerakan dinfing perut, ukuran, bentuk, serta simetris /tidak.

Jika ingin memeriksa bagian belakang, pasien dapat dibalikkan dengan hati-hati.

Gambar 3. Stetoskop.

Auskultasi (mendengarkan).

Cara melakukan pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan  stetoskop untuk memeriksa, diantaranya suara bising usus, mendeteksi obstruksi pada tingkat lambung. Untuk memastikan adanya bising usus dengan waktu +- 30 detik.

Perlu di ingat, kebocoran perut dapat menyebabkan hilangnya bising usus.

Bunyi bising usus normal adalah 3 kali permenit.

Perkusi (mengetuk).

Perkusi perut dilakukan dengan kaki ditekuk & tidak secara langsung melainkan dengan penekanan yang ringan serta ketokan dengan perlahan.

Perkusi dapat menunjukkan adanya bunyi redup (terdapat penimbunan cairan ke dalam rongga peritoneum), timpani (penuh gas / akibat dilatasi lambung akut pada kuadran atas), redup-pekak (tumor).

Suara perkusi perut normal adalah timpani. Kecuali, pada daerah hati suara perkusinya pekak.

Palpasi (meraba).

Palpasi dapat dilakukan dengan satu tangan, kecuali pasien gemuk dengan dua tangan.

Palpasi dinding perut sangat penting untuk dilakukan.

Palpasi dapat menunjukkan adanya pembesaran pada hati, limpa, kandung empedu, mencari apakah terdapat pembesaran tumor & apa ada nyeri tekan pada salah satu kuadran,
Baca juga : Cara menghitung tetesan infus dengan cepat serta mudah.

Referensi :
  1. Trauma abdomen. MBTCLS. Ed R. AGD DinKes Prov DKI J. Jakarta, 2012. p 47.
  2. Pemeriksaan abdomen, Urog3nital dan Anor3ktal. Marcellus Simadibrata K (ed). BAIPD. E IV. J I. FKUI. Jakarta, 2006. p 51-13.
  3. Petunjuk pelaksanaan UAP D3 Keperawatan. 2012. Kendal: Akper Muhammadiyah Kendal.