Waspada ! Gigitan & Sengatan Dapat Mematikan


gigitan kucing
Gigitan kucing.

Gigitan Kucing, Anjing, & Manusia.

Mulut hewan & manusia berisi banyak sekali kuman2. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan infeksi yang serius, bahkan menimbulkan penyakit yang fatal. Seperti penyakit rabies (gila anjing).
Oleh sebab itu, maka gigitan yang menembus kulit harus ditangai dengan serius.

Penanganan Gigitan.

  • Harus segera dicuci bekas gigitan dengan sabun & air bersih.
  • Jika berdarah, biarkan bekas gigitan berdarah dengan wajar, supaya kuman dapat dibawa keluar.
  • Ambil kain kassa yang sudah direndam dalam cairan antiseptik, kemudian tempelkan kassa tersebut pada luka bekas gigitan, agar dapat mengurangi resiko infeksi.
  • Jika pasien kesakitan, tempelkan es batu yang sudah dibungkus kain agar nyeri dapat berkurang.
  • Laporkan gigitan tersebut kepada dokter, barangkali diperlukan suntik anti tetanus maupun antibiotik.

Ingat ! Jika penanganan tidak ditangani dengan seksama, rabies dapat mematikan.

Rabies disebabkan oleh virus yang dapat menular lewat gigitan hewan peliharaan (seperti ; kucing & anjing).


Gejala.

Gejala rabies yang mungkin muncul adalah:
  • Demam.
  • Mual.
  • Badan lemas.
  • Bekas gigitan akan terasa nyeri, kebal, & kesemutan.
Cara membenarkan adanya/tidak adanya infeksi rabies, maka binatang yang dicurigai harus dilakukan pemeriksaan secara medis.


Cara menghindari gigitan anjing.

Naluri alamiyah anjing adalah memburu & menggigit manusia yang dianggap asing. Jika anjing sudah dihadapan anda dalam posisi menyerang , maka lakukanlah hal2 berikut :
  • Jangan berteriak maupun berlari, lalu hidari kontak mata dengan anjing. Jika ingin bergerak, bergeraklah dengan perlahan.
  • Jika terjatuh, harus tetap berusaha untuk diam, jangan panik, tetap tenang, & sebisa mungkin lindungi wajah dengan tangan.
  • Jika anjing mulai menyerang,,, lemparkan dompet/jaket maupun apa saja. Bisa jadi barang2 tersebut dapat mengalihkan perhatiannya.
  • Jika anjing sudah tidak memperhatikan lagi, maka bergeraklah dengan perlahan dalama rah yang berlawanan menjauhi anjing hingga lepas dari jangkauan pandangannya.


Gigitan Serangga.

Ini bukan benar2 gigitan melainkan sedikit bahan dalam liur serangga yang disuntikkan ke dala kulit lewat belalai serangga itu.

Bahan itu mampu menyebabkan reaksi alergi dalam bentuk kemerahan, bengkak/gatal2 yang biasanya sembuh dalam waktu satu hingga dua hari saja.

Beberapa reaksi disebabkan karena kotoran serangga yang tergaruk ke dalam kulit.


Cara mengobati gigitan serangga.

  • Cuci daerah kulit dengan sabun & air bersih.
  • Semua reaksi lokal maupun umum yang parah hendaknya dilaporkan kepada dokter dengan segera tanpa di tunda2.

Sengatan.

Sengatan berbagai jenis seperti lebah, ubur2, dsb adalah penyuntikan bisa yang sangat mengiritasi, walaupun menimbulkan nyeri lokal & parah, kemerahan & bengkak, biasanya tidak berbahaya.
Tetapi, jika sengatan itu banyak sekali itu dapat berbahaya.

Demikian juga dengan reaksi alergi umum terhadap satu sengatan pada seseorang bisa berbahaya apabila orang atersebut sudah peka akibat sengatan sebelumnya.


Cara mengobati sengatan.

  • Sengat yang tertinggal & menonjol pada kulit harus dicabut dengan seksama dengan kuku maupun belah pisau yang tumpul.
  • Cuci daerah yang terkena sengatan dengan sabun & air bersih.
  • Tempelkan es.
  • Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
  • Hindari menggunakan jepitan untuk menyingkirkan sengat, karena dikhawatirkan jepitan akan memeras bisa dari sengat masuk ke dalam kulit.
  • Setiap reaksi alergi yang muncul harus dilakukan penanganan medis dengan segera.

Disengat Serangga.

Tanda & gejala.
  • Kulit memerah.
  • Bengkak.
  • Terasa gatal.
Penanganan pertama.
  • Cabut pelan2 sengat yang tertinggal pada kulit (bisa memakai tangan/dengan alat yang bersih.
  • Bersihkan daerah yang tersengat dengan sabun & air bersih.
  • Tutup bekas sengatan dengan es (untuk mengurangi rasa sakit).
  • Apabila tersengat pada mulut maupun lidah, segera cari bantuan medis karena mampu menyebabkan kotak suara yang fatal (dapat menghambat jalannya udara).

Cara menghindari sengatan serangga.

  • Tutup makanan dengan rapat (terutama makanan yang manis).
  • Jangan menggunakan pakaian yang berwarna-warni (dapat menarik perhatian lebah).
  • Gunakan pakaian yang menutup lengan & kaki, serta jangan lupa kenakan alas kaki.
  • Jangan memakai wangi2an yang berbau manis.

Gigitan Ular (snake bite).

Tidak semua ular itu berbisa, tetapi karena hidup pasien tergantung pada ketepatan diagnosis maka pada keadaan yang meragukan anggaplah ular tersebut berbisa.
Gigitan ular berbisa sangatlah berbahaya, 11 % pasien akan meninggal dunia karena akibat dari bisa ular yang bersifat hematoksik & neurotoksik.

gigitan ular
Foto : ilustrasi gigitan ular (BTCLS, 2012).

Nyeri hebat & bengkak dapat timbul pada daerah gigitan. Pasien dapat pingsan. Sulit bernafas & mungkin dapat muntah2.
Sikap menyenangkan pasien adalah penting karena kebanyakan pasien takut mati.

Venom.

Venom (bisa ular) adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Daya racun ular tergantung pada macam & jenis ular.
Daya racun bisa ular yang sudah diketahui ada 2 macam, yaitu :

Hematoxic (bisa ular yang bersifat racun terhadap darah).
Bisa ular ini menyerang & menghancurkan sel2 darah merah dengan jalan menghancurkan dinding sel darah merah. Sehingga menyebabkan sel darah merah menjadi hancur & larut (hemolysis) serta keluar menembus pembuluh2 darah yang mampu menimbulkan perdarahan pada selaput lendir hidung, mulut, maupun tenggorokan.

Daya kerja bisa ular pelarut darah ini mirip dengan daya racun bahan kimia arsenicum (cairan yang langsung menguap).

Racun pelarut darah ini terdapat pada jenis ular sendok (kobra), ular tanah, ular gibuk yang berbadan pendek & dapat melompat-lompat, ular hijau yang hidup di pepohonan.

Sedangkan ular yang tidak memiliki bisa, tidak punya taring tetapi hanya gigi biasa.

Neurotoxic (bisa ular yang bersifat racun terhadap saraf).
Bisa ular ini menghancurkan & melumpuhkan jaringan2 sel saraf pada daerah luka gigitan sehingga dapat mengakibatkan sel2 saraf tersebut mati, ditandai dengan tanda2 kulit disekitar bekas gigitan tampak kebiru-biruan & hitam (nekrotik).

Kemudian menyebar melumpuhkan susunsn saraf pusat (seperti saraf jantung & saraf pernafasan). Penyebaran bisa ular ini ke seluruh tubuh lewat pembuluh lympe.

Racun saraf ini terdapat pada ular weling - welang (yang tinggal di pematang2 sawah, berwarna belang hitam & pada perutnya warnanya putih), ular derik (rattle snake), serta ular2 yang tinggal di laut.

Tanda & gejala.

  • Nyeri pada luka gigitan.
  • Bengkak pada sekitat luka gigitan.
  • Terdapat jelas dua luka tusuk dengan jarak tertentu.
  • Penglihatan pasien memburuk.
  • Mual, kadang2 disertai muntah.
  • Sesak nafas.
  • Perdarahan pada rongga hidung, mulut, gusi, bibir, tenggorokan, & ekimosis (pori-pori kulit).
  • Kencing darah.
  • BAB darah.
  • Pusing.
  • Demam.
  • Badan lemas.
  • Banyak keluar keringat.
  • Rasa haus.
  • Denyut nadi lemah & kecil.
  • Pernafasaan pendek.

Penanganan.

  • Tentukan jenis ular (apakah berbisa ataukah tidak).
  • Tentukan kapan & letak gigitan ular terjadi.
  • Pasien dianjurkan untuk beristirahat (agar kerja jantung melambat).
  • Monitor tanda2 vital pasien.
  • Bersihkan luka bekas gigitan.
  • Perban luka dengan ketat.
  • Bawa pasien ke RS dengan cepat.
  • Periksan laborat (HDL, Urinalisis, & pemeriksaan pembekuan).

Hati - hati !! Jangan biarkan pasien bergerak maupun menaikkan anggota badan yang cidera serta jangan membakar maupun mengiris luka bekas gigitan ular.

Penatalaksaan yang lain sebelumnya pernah dibahas pada Penanganan gigitan ular yang dapat mematikan.


Harus diperhatikan !! 
  • Tanda pusing, kelemahan, nadi (cepat, tidak teratur & lemah), bengkak, serta perubahan pada warna kulit yang hebat merupakan adanya efek keracunan yang lanjut.
  • Kemungkinan relaps berbahaya dapat timbul tiga hari sesudah gigitan.
  • Efek keracunan yang timbul dapat sangat berat & berbahaya sehingga sedapat mungkin pasien untuk mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Referensi :

  1. Keracunan. Adisastra. Bahaya serta penanggulangannya. Angkasa. Bandung, 1987.
  2. Brunner & suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed VIII. Volume III. EGC. Jakarta, 1996.
  3. Pertolongan pertama pada k3c3lakaan. Youngson. Buku Saku P3K. Arcan. Jakarta, 1996.
  4. Kedaruratan medik. Agus P Budi S. Pedoman Penatalaksaan Praktis. Ed Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta, 2000.