Asma - Pengertian, Penyebab, Pemeriksaan Penunjang, Komplikasi

iPendidikan.com - Dear Sejawat, asma merupakan salah satu penyakit yang di kenal oleh masyarakat dengan sebutan bengek.

Asma.

Pengertian Asma menurut berapa ahli, Asma adalah:
  1. Obstruksi saluran nafas reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan.
  2. Sebagai penyakit inflamasi saluran nafas.
  3. Peningkatan respons saluran nafas terhadap berbagai rangsangan. 
Secara klinik asma klasik adalah sesak nafas, mengi, dan episodik batuk.

Pada awal asma klinik menyerang pasien biasanya gejala tidak jelas misal dada terasa berat. Sedang untuk asma alergik biasanya disertai bersin dan pilek.

Terbangun pada malam hari karena sesak nafas disertai mengi antara jam 03.00 - 05.00 merupakan gejala khas asma. Agar tidak terjadi serangan asma maka anda harus menghindari beberapa faktor penyebab serangan asma.

Anamnesa.

Cara melakukan anamnesa pada pasien dengan riwayat asma, yaitu:
  1. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan saat ini.
  2. Menanyakan sejak kapan ada keluhan sesak nafas.
  3. Menanyakan kondisi yang memperberat keluhan sesak nafas.
  4. Menanyakan keadaan yang memperingan keluhan sesak nafas.
  5. Menanyakan apakah sebelumnya pernah menderita penyakit asma.
  6. Menanyakan apakah pasien merokok.
  7. Menanyakan apakah pasien mempunyai riwayat alergi.
  8. Menanyakan apakah terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit asma.
Dengan melakukan anamnesa yang tepat akan membantu menegakkan diagnosis.

Penyebab.

Berikut merupakan penyebab dari serangan Asma
  1. Polusi udara, seperti asap r0kok, asap kendaraan bermotor.
  2. Bahan penyakit makanan, seperti sulfit.
  3. Lingkungan sekitar kerja, seperti uap zat kimia.
  4. Obat2an, seperti aspirin & anti-inflamasi non-steroid (OAINS).
  5. Kegiatan fisik, seperti lari.
  6. Ekspresi emosional, seperti marah, frustasi, takut.
  7. Infeksi virus pada saluran pernafasan, seperti influenza.
  8. Pemajanan terhadap alergen, seperti debu dan bulu hewan.
  9. Pemajanan terhadap iritan, seperti minyak wangi.
  10. Dan lainnya, seperti sinusitis, kehamilan, dan menstruasi.

Pemeriksaan Penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, diantaranya adalah:

Spirometri.
Dengan cara melihat respons pasien setelah di berikan ob*t bronkodilator. Jika di berikan bronkoditor hirup (nedbulizer atau inhaler) pasien mengalami peningkatan VEP1 (Volume ekspirasi paksa detik pertama) atau KVP (Kapasitas vital paksa) sebesar 20 % maka menunjukkan diagnosa asma. Sedang jika respons kurang dari 20 % itu bearti bukan asma. 

Uji kulit.
Tujuannya untyk menunjukkan adanya antibodi IgE spesifik dalam tubuh. IgE pada alergi dikenal sebagai antibodi reagin. 

Uji provokasi bronkus (saluran udara penghubung paru dan trakea). 
Dengan cara melakukan uji provokasi dengan metakolin, histamin, udara yang dingin, larutan garam hipertonik, histamin, kegiatan jasmani ataupun dengan aqua destilata. 

Uji Sputum.
Pada asma melihat adanya sputum eosinofil, sedangkan pada bronkitis kronik sangat dominan dengan sputum neutrofil. 

Uji Eosinofil total.
Dalam darah jumlah eosinofil total mengalami peningkatan. Hal ini yang membedakan antara asma dan bronkitis. 

Uji IgE spesifik dan IgE total pada sputum.
Ini dilakukan apabila uji kulit hasilnya kurang bisa di percaya/tidak bisa di lakukan. 

Foto thorak (dada). 
Tujuannya agar bisa menyingkirkan penyebab lain obstruksi pada saluran nafas. 

Uji Gas darah.
Hanya di lakukan pafa pasien yang mengalami asma berat. Terjadi hipoksemia dan Hiperkapnia (PaCO2 < 35 atau > 45 MmHg). 


Komplikasi.

  • Gagal nafas.
  • Bronkitis.
  • Fraktur iga (patah tulang rusuk).
  • Pneumotoraks (penimbunan udara pada rongga dada di sekeliling paru yang menyebabkan paru paru kolaps).
  • Pneumodiastinum dan emfisema subkutis.
  • Aspergilosis bronkopulmoner alergik.
  • Atelektasis. 



REFERENSI : 
1. Alergi imunologi. Dalam : Heru Sundaru, Sukamto, editor. Asma Bronkial. Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jilid I. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2006 : p 245-55.
2. Trauma thoraks. Modul Basic trauma cardiac life support. Edisi Revisi. AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Jakarta. 2012 : p 49.
3. Anamnesa Riwayat Asma. 2012. Petunjuk UAP D3 Keperawatan. Kendal. Akper Muhammadiyah Kendal.


Semoga artikel ini bermanfaat.
Terima kasih. Salam sehat,
Tim iPendidikan.