Tiga Kontrasepsi Hormonal Untuk Keluarga Berencana

iPendidikan.com - Kontrasepsi ialah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Sedangkan keluarga berencana ialah usaha membuat rencana dalam produksi serta pengasuhan anak sedemikian rupa agar dapat mencapai upaya untuk menjadi keluarga yang sejahtera & bahagia.

Tiga kontrasepsi hormonal untuk keluarga berencana, yaitu:


1. Pil.

Pil kontrasepsi biasanya mengandung estrogen & progesteron sintetik.
Kedua kandungan ini saling bekerja sama untuk mencegah kehamilan.
Estrogen berfungsi untuk menekan produksi  FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga mampu menghambat maturasi folikel di dalam ovarium yang dapat mencegah ovulasi. Sedangkan progesteron  meningkatkan kekentalan lendir serviks untuk mempersulit dan menghambat spermatozoa untuk mencapai uvum dan juga memperkuat estrogen untuk mencegah ovulasi.

Pil kontrasepsi di berikan secara berhati-hati  pada pasien yang mempunyai tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, kencing manis, dsb. 

Kontra indikasi.
Pil KB tidak boleh digunakan pada pasien yang terdapat kelainan vascular (varises berat, tromboflebitis, dan kelainan serebrovaskular), penyakit liver, kanker ne2n maupun alat k3lam!n, serta kehamilan.

Pil KB kombinasi di minum selama tiga minggu, kemudian dilanjutkan dengan satu minggu hanya pil placebo/tanpa pil agar dapat menimbulkan menstruasi buatan.

2. Implant.

Kontrasepsi ini berisi progestin yang di masukkan di dalam suatu delivery system & ditanamkan pada kulit.
Masa kerja kontrasepsi ini panjang.

3. Suntikan.

Kontrasepsi juga berisi progestin (noretisteron enantat ataupun depomedroksi progesteron) yang di suntikkan melalui intramuscular (i.m) dalam. Bisa di lakukan setiap tiga bulan sekali.
Masa kerja kontrasepsi ini panjang.
Kontraindikasi pada kontrasepsi suntikan sama dengan pil kontrasepsi (lihat ke atas).
Tiga kontrasepsi inilah yang biasa di gunakan di Indonesia.


Adapun beberapa prinsip kontrasepsi yang ideal ialah : 

  • Harus dapat untuk di percaya.
  • Pasangan yang bersangkutan dapat menerima pemakaiannya.
  • Tidak mahal harganya (murah).
  • Tidak perlu di motivasi terus menerus.
  • Tidak ada efek yang timbul dalam kesehatan.
  • Daya kerja mampu diatur sesuai kebutuhan.
Diantara itulah prinsip kontrasepsi yang ideal. 


Perlu diingat ! Sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang ideal.

Ref:
1. Kesehatan Keluarga. Bambang Setiyohadi (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006. p 116-23.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi teman teman yang sedang ingin mencapai kesaejahteraan & kebahagiaan keluarga. Terima kasih.
Salam, Tim iPendidikan.