Rinosinusitis Alergi - Gejala, Faktor, Dan Pengobatannya.

iPendidikan.com : Dear sejawat.... saat ini istilah rinosinusitis lebih sering dipakai dibandingkan dengan sinusitis karena baik rinitis alergik ataupun non alergik hampir selalu mendahuluinya sebelum terjadinya sinusitis, sedangkan sinusitis tanpa rinitis sangat jarang.

Rinosinusitis sangat menganggu para penyandangnya, dapat menurunkan kualitas hidup, produktivitas kerja, sedangkan pada anak dapat meningkatkan absensi sekolah.

Gejala 
Gejala yang sering dijumpai pada pasien rinosinusitis adalah hidung terasa mampet, sekret hidung purulen, rasa sakit pada pipi dan muka, daya ridup berkurang dan juga batuk.

Selain itu faktor penyebab rinosinusitis seperti rinitis alergi, rinitis karena akibat kerja, rinitis vosomotor, polip hidung, rinitis medikamentosa dan defisiensi imun.

Jika kita lakukan pemeriksaan fisik pada pasien rinosinusitis aksn ditemukan seperti nyeri tekan pada daerah sinus, sekret purulen, mukosa hidung kemerahan, pembengkakan di rongga hidung, kadang malah juga ditemukan adanya benda asing, polip ataupun tumor.

Jika gejala tidak jelas maka pemeriksaan radiologi bisa dilakukan dan pemeriksaan MRI (magnetic resonance Imaging)  hanya dianjurkan bila rinosinusitis yang disebabkan karena tumor atau jamur.

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan seperti sitologi sekret (lendir) hidung.

Jika gejala lebih dari 7 hari besar kemungkinan penyebab rinosinusitis adalah bakteri.

Faktor mayor yang berhubungan dengan penyakit rinosinusitis. 
  • Hidung bampet (tersumbat). 
  • Terasa penuh dan tersumbat di muka. 
  • Demam.
  • Sekret purulen. 
  • Hiposmia (daya hirup berkurang). 
Faktor minor yang berhubungan dengan penyakit rinosinusitis. 
  • Pusing.
  • Demam.
  • Batuk.
  • Telinga terasa sakit dan penuh jika ditekan. 
  • Sakit gigi. 
  • Lesu. 
  • Bau nafas yang tak sedap (halitosis). 
Jika pasien menunjukkan dua atau lebih faktor mayor atau satu faktor mayor disertai dua faktor minor bisa dikatakan menderita penyakit rinosinusitis kronik. 


Pengobatan

Pada umumnya semua pasien akan lebih cepat sembuh jika diberikan antibiotik dari pada plasebo. Tapi agar tidak dikit2 minum ob*t sebaiknya antibiotika hanya diberikan pada pasien yang mengalami gejala yang sedang /berat.

Pada pasien yang mengalami gejala yang ringan tidak perlu diberikan biasanya akan sembuh sendiri tanpa antibiotika. 

Lama pemberian antibiotika pada pasien rinosinusitis akut antara 10 sampai 14 hari, sedangkan pada rinosinusitis kronik dianjurkan antara 4 sampai 6 minggu. 

 Jenis antibiotik yang diberikan tergantung harga, jenis, keamanan dan pola resistensi kuman di daerah tersebut. 
Amoksil*n dos*s tinggi , atau kombinasi amoksil*n dan asam kluvulan*t, klaritromis*n dan azitromis*n, dapat digunakan pada line pertama. Tetapi juga ob*t diatas gagal dapat untuk dicoba dengan sefalospor*n generasi ke 3 ( sefuroks*m, sefpodoks*m, atau sefproz*l).

Untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan kortik*stiro*d oral ataupun nasal. 

Untuk mengurangi pembengkakan pada mukosa rongga hidung dapat diberikan dekong*stan oral ataupun tropikal. 


Baca juga : Hipatitis virus akut merupakan penyakit hati urutan nomer satu di seluruh dunia. 



REF: 
1. Rinosinusitis alergi. Heru sundaru dan Erwanto budi winulyo (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006. p 255-57. 


Demikian artikel tentang gejala, faktor, dan penanganan rinosinusitis alergi, semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca. 
Bila berkenan beri saran dan kritik apa yang perlu dibutuhkan para pembaca. 
Terima kasih atas kunjungannya. 
Sampai jumpa kembali. Best regards, Tim iPendidikan.