Penatalaksanaan Gigitan Ular Berbisa

Penatalaksanaan Gigitan Ular Berbisa

Perbidkes.com - Luka akibat dari gigitan ular dapat disebabkan oleh ular tidak berbisa maupun ular yang tidak berbisa. Untuk menduga apakah luka itu bekas gigitan ular berbisa dapat di lihat dipakai rambu2 bertolak dari bentuk kepala & luka bekas gigitan.

Foto : Ilustrasi gigitan ular berbisa (Btcls,2012)

Ciri2 ular berbisa antara lain: bentuk kepala segi empat, memiliki dua gigi taring yang besar di rahang atas, serta terdapat dua luka gigitan utama akibat gigi taring.

Gejala khusus gigitan ular berbisa:

  • Hematoksik: Perdarahan di tempat gigitan, jantung, ginjal, paru, otak, peritoneum, perdarahan kulit, hematomesis & melena.
  • Kardiotoksik: tekanan darah menurun, koma, henti jantung.
  • Neurotoksik: paresis, paralisis pernafasan, hipertonik, fasikulasi,kejang, & koma.
  • Sindrom Kompartemen: bengkak tungkai dengan tanda2 5P yaitu pain, pallor, paralysis, paresthesia, pulselesness.
(Dreisbach, 1987).


Derajat Venerasi Luka Nyeri Edema/
Eritema
Sistemik
0 0 + +/- <3 cm/12 jam 0
I

+/-

+

-

3-12 jam/12 jam 0
II



+



+



+++



>12-25 cm/12 jam


+
Neurotoksik, pusing, mual,
Syok
III


+


+


+++


>25 cm/12 jam

++
Ptekhiae, syok, ekhimosis
IV



+++



+



+++



>ekstremitas



++
gagal ginjal akut,
Koma,
Perdarahan
Tabel 1. Klasifikasi gigitan ular menurut Schwartz (DepKes, 2001)

Tujuan penatalaksaan pada pasien terkena gigitan ular berbisa adalah:
  1. Menghambat/menghalangi absorpsi bisa ular.
  2. Mengatasi efek lokal maupun sistemik.
  3. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk.

Cara Melakukan.

1. Sebelum pasien di bawa ke pusat pelayanan kesehatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu;
  • Pasien harus di istirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan.
  • Pasien di larang untuk berjalan.
  • Pasien di larang minum2an yang mengandung alk0h0l.
  • Jangan sekali-kali memanipulasi daerah gigitan ular.
  • Jika gejala muncul tetapi antibisa belum tersedia, maka ikatlah* daearah proksimal & distal dari gigitan (tindakan ini kurang berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit setelah gigitan)
*) Tujuan ikatan adalah agar dapat menahan aliran limfe, bukan untuk menahan vena maupun arteri.

2. Setelah pasien tiba di pusat pelayanan kesehatan maka harus diberikan terapi suportif, yaitu;
  • Lakukan Airways
  • Lakukan Breathing.
  • Lakukan Circulation : berikan cairan kristaloid.
  • Berikan pertolongan pertama pada luka bekas gigitan dengan cara verban ketat & luas di atas luka, imobilisasi dengan bidai.
  • Ambil 5-10 ml pasien untuk pemeriksaan laboratorium (Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit, waktu protombin, APTT, waktu pembekuan), jika waktu pembekuan > 10 menit, kemungkinan menunjukkan adanya koagulasi.
  • Apus tempat gigitan dengan venom detection.
  • Berikan Serum Anti Bisa Ular (S.A.B.U), serum kuda yang dikebalkan, Polivalen 1 ml berisi : 10-50 LD50 bisa Ankystrodon, 25-50 LD50 bisa bungarus, 25-50 LD50 bisa Naya Sputarix, Fenol 0,25% v/v
Teknik pemberian: 2 vial @ 5 ml intra vena dalam 500 ml NaCl 0,9% / dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes/menit. MAx 100 ml (20 vial).


Artikel Rekomendasi :

REF:
1. Penatalaksanaan gigitan ular berbisa. BAIPD E IV J I . FKUI. Jakarta, 2006. p207-44.