Ciri dan Kelompok Archaebacteria

Ciri & Kelompok Archaebacteria.

Perbidkes.com - Archaebacteria diduga merupakan organisme yang paling tua hidup di bumi ini. Archaebacteria dapat ditemukan di lingkungan yang ekstrem, seperti sumber air panas, telaga garam, telaga belerang, gambut & kawah.

Foto: Ilustrasi telaga garam adalah salah satu tempat hidup Archaebacteria (Akhmad arif afif/Perbidkes.com).


Ciri-ciri Archaebacteria diantaranya adalah:

  • Cara berkembang biak dengan pembelahan ganda, pembentukan tunas, pembelahan biner, serta dengan fragmentasi.
  • Termasuk organisme prokariotik (tidak memiliki membran sendiri).
  • Bersifat anaerob jadi dapat menghasilkan ATP.
  • Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, tetapi membran plasmanya mengandung lipid.


Archaebacteria di bedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan metabolisme & ekologinya yaitu:

1. Halofilik.
Bakteri yang termasuk dalam kelompok ini biasanya hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi, seperti di danau air asin serta di laut mati. Dari jenis klorofil yang dimiliki, bakteri ini mampu melakukan fotosintesis agar dapat menghasilkan energi dengan cara respirasi aerobik. Bakteri halofilik disebut juga bakteriorodopsin yang memberikan warna ungu, misalnya Haloarcula, Halobacterium, Halococcus, & Halorubrum.

2. Metanogen.
Bakteri metanogen mempunyai sifat anaerobik & kemosintetik. Bakteri yang termasuk didalam kelompok ini hidup pada tempat2 yang kurang oksigen, di rawa, di lumpur. Dapat mati apabila suhu lingkungan di bawah 84 derajat C & dapat tumbuh dengan baik pada suhu 98 derajat C.
Selain itu, ada juga yang bersimbiosis dengan rumen herbivora & saluran cerna rayap yang berfungsi sebagai agen fermentasi selulosa, misalnya Ruminococcus albus (menghindrolisis glukosa).
Dalam mendapatkan makanannya, bakteri ini membusukkan bahan organik yang terdapat di lingkungannya, lalu menghasilkan gas metana. Bakteri metanogen mempunyai cara khas dalam proses metabolisme energi yaitu membentuk gas metana dengan cara mereduksi karbon dioksida, misalnya Methanobacterium.

3. Termoasidofilik.
Bakteri yang termasuk jenis ini hidup di lingkungan yang ekstrem bersuhu tinggi (panas) & memiliki sifat asam. Bakteri termoasidofilik dapat di temukan di lubang vulkanik, kawah vulkanik, serta mata air yang mengandung sulfur, seperti yang ada di Yello Stone, Amerika. Kondisi optimal untuk pertumbuhan bakteri jenis ini berkisar antara 60-80 derajat C dengan PH 2-4.
Bakteri ini hidup dengan cara mengoksidasi sulfur. Oleh karena itu sulfur merupakan bahan yang penting sebagai sumber energinya, seperti Thermoplasma & Sulfolubos.


Cukup sekian, semoga anda dapat mendeskripsikan ciri-ciri dari archebacteria. Agar dapat lebih memahaminya anda dapat mencari informasi lagi dari berbagai literatur yang ada di sekitar anda.
Sampai jumpa.....
Salam, Tim Perbidkes.

Posting Komentar untuk "Ciri dan Kelompok Archaebacteria"