Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Perbidkes.com - Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin.

Di dalam praktek umum sering ditemukan ISK. Beberapa faktor ISK antara lain adalah usia, jenis k3lam!n, & faktor pencetus ISK adalah s3ng9ama, kehamilan, pengguna tablet progesteron, katerisasi, diabetes millitus setelah transplantasi ginjal, obstruksi saluran kemih, litiasis, nefropati analgesik.

Infeksi saluran kemih (ISK) atas.

1. Wanita.
Sistitis, adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai bakteriuria yang bermakna.
Sindro uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis.

2. Laki-laki.
Presentasi klinis ISK bawah pada laki2 mungkin prostatitis, sistitis, uretritis, & epidimidis.

Infeksi saluran kemih (ISK) bawah.

1. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses peradangan parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Presentasi PNA seperti panas tinggi (39,5-40,5 derajat C), sakit pinggang, menggigil. Gejalanya sering di dahului pada ISK bawah (sistitis).

Indikasi pasien harus dirawat inap dengan PNA adalah pasien sakit berat, diperlukan investigasi lanjutan, kegagalan dalam mempertahankan hidrasi normal, pasien sedang hamil, menderita penyakit diabetes mellitus, berusia lanjut, & terapi antibiotika oral mengalami kegagalan.

2. Pielonefritis kronik (PNK), adalah akibat lanjut dari infeksi bakteri yang berkepanjangan/ infeksi sejak masa kecil. Presentasi PNK hanya disuri & sering kencing.
Escherichia coli (E.Coli) merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan dari pasien dengan infeksi simtomatik maupun asimtomatik.

Sedangkan mikroorganisme lainnya sering ditemukan adalah Proteus spp, Klebsiella spp, & Stafilokokus, dengan koagulasi negatif.
Hampir semua ISK disebabkan oleh invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih.

ISK rekuren.

Infeksi saluran kemih rekuren terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

  1. Re-infection. Terjadi pada umumnya infeksi dengan interval >6 minggu dengan mikroorganisme yang berbeda.
  2. Relapsing infection. Setiap kali infeksi disebabkan karena mikroorganisme yang sama, disebabkan karena sumber infeksi tidak mendapat pengobatan yang adekuat.


Komplikasi ISK.

Komplikasi ISK tergantung pada tipe ISK itu sendiri yaitu tipe sederhana ataukah tipe berkomplikasi. Berikut diantaranya komplikasi dari ISK adalah:
  • Anemia.
  • Bayi prematur.
  • Pielonefritis.
  • Pertumbuhan bayi lambat.
  • Bayi mengalami retardasi mental.
  • Abses perinefrik.
  • Kehamilan dengan hipertensi.

Pemeriksaan Penunjang.

  • Analisa utin rutin.
  • Pemeriksaan mikroskopik urin segar tanpa putar.
  • Kultur urin.
  • Jumlah kuman permL.
Sedangkan untuk investigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis yang kuat, diantaranya ISK kambuh, pasien laki, hematuria persisten, ISK berulang dengan interval < 6 minggu.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk investigasi lanjutan adalah USG, Radiografi (poto polos perut), Isotop scanning.

Pengobatan ISK.

Infeksi saluran kemih (ISK) bawah, yaitu dengan
  • Asupan cairan yang banyak.
  • Antibiotika yang adekuat (seperti ampisilin 3 gr, trimetoprim 200 mg).
  • Jika infeksi menetap berikan terapi konvensional selama 5 sampai 10 hari.
  • Jika reinfeksi berulang, koreksi lagi faktor resiko, berikan asupan cairan yang banyak, berikan trimetoprim 200 mg jangka lama sampai 6 bulan.

Infeksi saluran kemih (ISK) atas, yaitu dengan satu dari tiga alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48 - 72 jam sebelum diketahui mikroorganisme sebagai penyebabnya seperti yang di anjurkan oleh The Infectious Disease Society of America.
  • Berikan fluorokuinolon.
  • Amiglikosida dengan maupun tanpa ampisilin.
  • Sefalosporin dengan spektrum luas.

Pencegahan.

Agar tidak terkena ISK maka dapat dilakukan uji saring bakteria asimtomatik bersifat selektif harus rutin dengan jadwal rutin pada pasien wanita hamil, pasien dengan DM, setelah transplantasi ginjal, & kateterisasi.

Ref:
1. ISK pada dewasa. 2006. Enday sukandar (ed). BAIPD. jilid I. Edisi IV. Jakarta : FKUI. p553-132.
Terima kasih atas kunjungannya. Baca juga selanjutnya Pemeriksaan pada penyakit ginjal (Urinalisis). Salam, Tim Perbidkes.