Jamur - Ciri-ciri, Struktur Tubuh, Reproduksi, Serta Klasifikasinya

Perbidkes.com - Jamur (fungsi) merupakan organisme eukariotik dengan dinding sel terbuat dari kitin & tidak mempunyai klorofil sehingga dalam memperoleh makanannya (nutrisi) jamur bersifat sebagai parasit (baik parasit obligat/parasit fakultatif) ataupun sebagai saprofit.



A. Ciri, Struktur Tubuh , & Reproduksi Jamur.

1. Ciri-ciri.
Berikut secara umum ciri2 jamur antara lain sebagai berikut:
  • Bentuk tubuh jamur ada yang berbentuk seperti benang maupun membentuk tubuh buah, biasanya jamur multiseluler serta ada berbentuk bulat maupun oval pada jamur uniseluler.
  • Bersifat eukariotik yang memiliki dinding sel.
  • Dinding selnya tersusun dari zat kitin.
  • Jamur banyak dijumpai di tempat lembab, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan organik, serta hidup sebagai saprofit & parasit pada tumbuhan, hewan, & manusia.
  • Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut miselium.
  • Tubuh jamur umumnya multiseluler, walaupun ada yang uniseluler.


2. Struktur Tubuh.
Struktur vegetatif jamur berbentuk filamen panjang bercabang mirip seperti benang yang disebut hifa. Hifa jamur memanjang bercabang-cabang & berjalinan membentuk miselium. Pada jenis jamur tertentu hifanya terpisah oleh sekat/ruang antarsel yang disebut septum.

Berikut beberapa tipe struktur hifa pada jamur yaitu sebagai berikut:
  • Hifa bersekat berinti banyak (hifa septat multinukleus), yaitu hifa dengan sel berinti banyak. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan sel berinti banyak.
  • Hifa bersekat inti tunggal (hifa septat uninukleus), yaitu hifa dengan sel yang berinti tunggal. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan setiap ruang memiliki satu inti.
  • Hifa yang tidak bersekat (hifa aseptat), yaitu hifa yang tidak memiliki sekat sehingga antara inti satu & yang lain tidak dilapisi sekat maupun membran. Hifa sejenis itu disebut soenositik.

3. Reproduksi Jamur.
Jamur berkembang biak secara as3ksual (vegetatif) & s3ksual (generatif).

a. Secara as3ksual.
Reproduksi secara as3ksual dilakukan dengan cara membelah diri, yaitu menghasilkan dua sel anak yang serupa, pembentukan spora, & pembentukan kuncup. Spora as3ksual dihasilkan dari pembelahan sel secara mitosis. Adapun macam2 spora as3ksual pada jamur antara lain Blastospora, Kamidospora, konidiospora, Oidium/Artrospora, & sporangiospora.

b. Secara s3ksual.
Reproduksi secara s3ksual pada jamur melalui kontak gametangium & konjugasi. Kontak gametangium terjadi secara singami yaitu penyatuan sel maupun hifa yang berbeda jenis. Singami terdiri dari dua tahap yaitu tahap plasmogami (penyatuan plasma sel) & tahap kariogami (penyatuan inti sel).
Macam2 spora s3ksual pada jamur antara lain Askospora, Basidispora, Oospora, & Zigospora. Spora s3ksual diperoleh & pembelahan meiosis.

B. Klasifikasi Jamur.

Berdasarkan cara reproduksi & struktur tubuhnya, jamur terbagi menjadi empat divisi sebagai berikut:

1. Ascomycota.
Kebanyakan aggota divisi ascomycota hidup sebagai parasit pada organisme, & ada yang bersimbiosis dengan alga biru maupun alga hijau bersel satu membentuk lichenes.
Ascomycota memiliki hifa bersekat & berinti banyak serta bisa menghasilkan spora s3ksual yang disebut askospora yang terbentuk di dalam askus & tidak berflagela.

Ascomycota berkembang biak secara s3ksual dengan cara membentuk askospora di dalam askus. Askus berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askokarp.

Ascomycota bersel satu melakukan reproduksi as3ksualnya dengan membentuk tunas yang disebut blastospora, dimana pada umur muda menempel pada inang & setelah dewasa melepaskan diri. Adapun pada Ascomycota bersel banyak melakukan reproduksi as3ksualnya dengan membentuk konidia/konidiospora. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang disebut konidiofor.

Berdasarkan macam2 bentuk askokarpnya, Ascomycota dibagi menjadi tiga kelas sebagai berikut:
  • Hemiascomycetes. Jenis jamur yang tidak membentuk askokarp & tidak  memiliki hifa dengan tubuh bertunas dari sel bulat/oval yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel/hifa semu, misalnya Saccharomyces sp.
  • Plectomycetes. Kelompok jamur yang memiliki askokarp berbentuk bulat tertutup (bola) yang disebut kleistotesium, misalnya Aspergillus sp & Penicillium sp.
  • Pyrenomycetes, anggota jamur yang memiliki askokarp dengan bentuk khusus yang dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk melepas askup & askospora). Misalnya Neurospora sitophila.

2. Deuteromycota.
Jamur pada divisi ini disebut juga jamur tidak sempurna (fungsi impefecti) karena belum diketahui perkembangbiakan generatifnya.
Deuteromycota hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi/sebagai saprofit diberbagai materi organik. Duteromycota mempunyai hifa bersekat dengan sel terbuat dari kitin.
Jamur jenis ini berkembang biak dengan cara aseksual (vegetatif) dengan membentuk konidia/menghasilkan hifa khusus yang disebut konidium, sedang pada perkembang biakan secara s3ksual (generatif) belum diketahui.

Contoh jamur deuteromycota antara lain adalah Chaladosporium, Curvularia, Epidermophyton floocosum, Gleosporium, Helminthosporium oryzae, Microsporium, Monilia sitophila, & Verticillium alboatrum.

3. Basidomycota.
Basidomycota termasuk kelompok jamur yang memiliki tingkat perkembangan yang tinggi jika dibandingkan dengan kelompok jamur lainnya. Jamur ini memiliki sifat makroskopis dengan tubuh buah yang besar (mudah dilihat dengan mata t3lanj4ng).
Hifanya bersekat dengan sambungan apit (clamp connection). Tubuhnya bersel banyak (multiseluler). Miselliumnya memasuki ujung/seluruh substrat.
Jamur basidomycota berkembang biak secara as3ksual & s3ksual. Secara s3ksual dengan cara konjugasi/dengan basidiospora yang dibentuk dalam basidium, sedang secara as3ksual dengan membentuk tunas, konidia, & fregmentasi misellium.

Jamur yang termasuk dalam devisi ini diantaranya adalah jamur merang (volvariella volvaracea), jamur api (puccinia graminis), jamur champignon (agaricus bisporus), jarum tiram (pleurotes), supa mayang (clavaria zippelli), jamur karat (ustilago rirent), jamur kuping (auricularia polytricha).

4. Zygomycota.
Biasanya anggota divisi zygomycota hidup sebagai saprofit pada nasi, roti, & bahan makanan lainnya, & ada yang hidup sebagai parasit. Divisi ini memiliki dinding sel yang mengandung kitin dengan hifa tak bersekat (hifa soenositik) & miseliumnya bercabang banyak.

Zygomycota berkembang biak secara s3ksual (generatif) & secara as3ksual (vegetatif).
Secara s3ksual dengan cara konjugasi antara hifa (+) & hifa (-) & dihasilkan spora. Sedangkan secara as3ksual terjadi dengan membentuk spora di dalam sporangium yang terletak di ujung hifa. Selanjutnya..spora pecah mengeluarkan miselium untuk membentuk individu baru,  misal jamur spesies ini adalah Mucos, Pliobolus, & Rhizopus sp.

C. Peran Jamur dalam kehidupan.

Peranan jamur bagi kehidupan ada yang menguntungkan & ada pula yang merugikan. Berikut beberapa jamur yang berperan bagi kehidupan adalah:

1. Jamur yang menguntungkan.
  • Penicillium chrysogenum & penicillium notatum merupakan jamur penghasil zat antibiotik penisillin.
  • Neurospora sitophila merupakan jamur yang digunakan untuk pembuatan oncom.
  • Aspergillus niger, jamur yang menghasilkan asam sitrat.
  • Saccharomyces ellipsoideus, jamur yang dapat membantu memfermentasikan buah ang9ur menjadi minuman an9gur.
2. Jamur yang merugikan.
  • Candi albicans,dapat menyebabkan sariawan & penyakit pada tenggorokan.
  • Aspergillus fumigatus, parasit yang ada pada paru-paru burung.
  • Tinea versicolor, yang menyebabkan panu pada kulit manusia.
  • Rhizotonia solani, dapat menyebabkan penyakit busuk pada tanaman polong2an.
  • Ustilago maydes, parasit yang terdapat pada tanaman jagung.


D. Mikoriza & Lichenes (Lumut kerak).

1. Mikroriza.
Mikroriza adalah jamur yang berbentuk seperti payung.
Mikroriza mempunyai hifa yang bersimbiosis dengan akar tanaman.
Jamur yang termasuk dalam mikroriza adalah jamur dari golongan Zygomycota, Basidiomycota, & Ascomycota.

Mikroriza memiliki dua jenis yaitu:
  • Endomikoriza, yaitu jamur yang bersimbiosis pada akar tanaman dengan hifa menembus akar hingga ke sel2 korteks, misalnya jamur endomikroriza bersimbiosis dengan tanaman anggrek maupun kol.
  • Ektomikoriza, yaitu jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman dengan hifa jamur yang hanya menembus epidermis akar saja tidak sampai ke korteks, misalnya jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus.

Mikroriza bersifat menguntungkan bagi tanaman. Berikut beberapa manfaat dari mikroriza adalah:
  • Menjamin tercapainya proses biogeokimia.
  • Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan serta zat pengatur tubuh.
  • Meningkatkan ketahanan tanaman dari kelembapan yang ekstrim maupun kekeringan yang melanda.
  • Meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah.
  • Penghalang biologis pada infeksi patogen akar.

2. Lichenes.
Lichenes (liken/lumut kerak) merupakan simbiosis antara jamur mikobion dengan jenis alga fikobion. Mikrobion berasal dari jenis Ascomycota & Basidiomycota. Sedang pada fikobion berasal dari Cyanobacteria (alga hijau biru), & Chlorophyta (alga hijau).
Lichenes pada umumnya berbentuk talus yang tipis serta hidup sebagai epifit pada batang pohon.
Menurut bentuknya lichenes dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
  • Folius, bentuknya seperti daun. Contohnya Umbellicaria.
  • Fluktikos, berbentuk seperti semak. Contohnya Usnea longgisima.
  • Krustos, bentuknya seperti kerak. Contohnya graphis.

Berikut beberapa jenis lichenes yang bermanfaat bagi kehidupan adalah:
  • Cladonia rangiferina, digunakan untuk makanan hewan.
  • Certraria islandica, digunakan untuk bahan ramuan obat2an.
  • Roccelia tinctoria, digunakan untuk bahan pembuat kertas lakmus.
  • Usnea sp, digunakan untuk bahan ramuan obat tradisional.

Selain itu, lichenes dapat digunakan sebagai indikator lingkungan karena lichenes memiliki sifat yang peka terhadap berbagai jenis polutan berbahaya. Hal ini karena lichenes tidak dapat untuk mengekskresikan zat beracun yang diserapnya.

Demikian pembahasan tentang jamur, semoga teman sejawat semua dapat memahaminya.
Terima kasih atas kunjungannya. Salam, Tim Perbidkes.