Kelainan Enzim Pada Kasus Penyakit Hati

Perbidkes.com - Definisi Enzim yang dijelaskan pada Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam adalah protein & senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup. Enzim terdiri dari bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung protein, tapi mengandung meneral ataupun vitamin & bagian yang mengandung protein yang terdiri dari polipeptida.

Enzim terdiri dari enam kelas yaitu:
  1. Oksidoreduktase contohnya LDH.
  2. Transferese contonya alanin aminotransferase.
  3. Hidrolase contohnya CHE.
  4. Liase contohnya ALD.
  5. Isomerase contohnya glukosa fosfat isomerase.
  6. Ligase contohnya piruvat karboksilase.

Distribusi enzim intra & ekstra selular.

Pada umumnya enzim terdapat di dalam sel & bisa juga berapa dalam struktur yang spesifik semisal organel/mitokondria/juga dapat di dalam sitosol. Dalam keadaan normal antara pembentukan enzim dengan penghacuran terdapat keseimbangan. Akan tetapi, walaupun terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim dengan kehancuhannya, akan selalu ada sedikit enzim yang keluar ke ruangan ekstraselular.

Jika terjadi peningkatan permeabilitas membran sel maupun kerusakan sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular serta dapat digunakan sebagai sarana untuk menentukan diagnosis.

Diagnosis enzimatik pada penyakit hati.

Gejala penyakit hati sangatlah bervariasi dari yang tanda adanya gejala hingga pada yang sangat berat. Biasanya ditemukan kondisi pasien dengan kelainan ahti yang sangat berat tetapi gejala yang dikeluhkan sangat sedikit sekali.

Dalam menentukan diagnosis penyakit hati kita tidak bisa hanya melihat dari salah satu pemeriksaan saja, akan tetapi harus dimulai dengan anamnesa yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti, diikuti dengan pemeriksaan biokimia, imunologi & pemeriksaan penunjang lainnya serta juga perlu dilakukan pemeriksaan morfologi & hispatologi hati.

Pemeriksaan enzim hati dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah:
  1. SGPT, SGOT, GLDH, & LDH, merupakan enzim2 yang berhubungan dengan kerusakan sel.
  2. Gamma GT & fosfataase alkali, merupakan enzim2 yang berhubungan dengan penanda kolestasis.
  3. Kolinesterase , merupakan enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati.
Pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosis dapat bermacam-macam mulai dari uji fungsi untuk ekskresi & metabolisme misal bilirubin, indosianin hijau, galaktosa, bromsulfoftalein.

Dari sekian banyaknya enzim untuk pemeriksaan, yang paling diperlukan adalah enzim SGPT, SGOT, Gamma GT, & CHE.

Kelainan enzim pada hepatitis viral akut.

Hepatitis viral akut dapat disebabkan oleh beberapa macam penyebab seperti virus hepatitis A, B, C, D, & E mungkin juga F.

Pada keadaan hepatitis akut, transaminase dapat meningkat hingga 2.000 unit per liter, sedang pada fosfatase alkali & gamma GT hanya sedikit meningkat. Biasanya konsentrasi SGPT lebih tinggi dari pada konsentrasi gamma GT. Kolinesterase akan sedikit menurun pada minggu kedua & minggu untuk kemudian pada masa penyembuhan akan meningkat kembali. Menurut de Ritis perbandingan antara SGPT dengan SGOT adalah < dari 0,7. Jika dalam waktu enam bulan kelainan tersebut masih terjadi maka diagnosis hepatitis kronik dapat ditegakkan.

Hepatitis kronik terdiri dari 3 macam, yaitu:
  1. Hepatitis kronik persisten.
  2. Hepatitis kronik aktif.
  3. Sirosis hati.
Pada kelainan saluran empedu yang terlihat mencolok adalah meningkatnya fosfatase alkali & gamma GT.

Kerusakan hati.
Berbagai obat & bahan makanan bisa merupakan zat yang toksik serta daapt menyebabkan kelainan hati. Dalam keadaan seperti ini akan sangat sulit untuk menentukan diagnosis & biasanya gejalanya ditandai dengan peningkatan enzim gamma GT.

Disamping alk0hol, diperkirakan terdapat lebih dari 250 obat yang hepatoksik. gangguan pada hati karena obat2an ini dapat merupakan toksik langsung yang tergantung pada dosis obat ataupun bisa juga merupakan reaksi alergi yang tergantung pada masing2 pasien.

Perlemakan hati.
Pada perlemakan hati dapat terlihat meningkatnya transaminase 2 hingga 3 kali dari normal. Sedangkan pada konsentrasi garam pada empedu biasanya dalam batas normal.

Pada kehamilan yang normal, fosfatase alkali dapat meningkat 2 sampai 3 kali dari normal sedang pada bilirubin & enzim lainnya tidak meningkat.

Bila terjadi peningkatan kadar bilirubin tanpa adanya peningkatan enzim lain maka harus diawasi karena kemungkinan dapat terjadi kelainan kongenital seperti penyakit hiperbilirubenemia tak terkonjugasi lainnya (dubin johnson) maupun  penyakit rotor.

Pada bendungan enzim dapat terjadinya kerusakan parenkim hati.

pada tumor hati kelainan yang sering ditemukan ialah peningkatan fosfatase alkali & gamma GT.

Walaupun pola enzim sangat membantu menegakkan gangguan ahti, tetapi pemeriksaan penunjang & pemeriksaan pelengkap harus sering kali dilakukan agar dapat dibuat kesimpulan diagnosis.


Ref:
1. Kelainan enzim pada hati. 2006. nurul Akbar (ed). BAIPD. Jakarta : FKUI. p424-97.

Cukup sekian pembahasan kelainan enzim pada penyakit hati.
Terima kasih. Salam, Tim Perbidkes.