Pemeriksaan Endoskopi Pada Saluran Pencernaan

iPendidikan.com - Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis kelainan-kelainan pada organ tubuh.

Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam tubuh manusia visual dengan cara mengintip dengan menggunakan alat tersebut.
Sedangkan pemeriksaan endoskopi ialah pemeriksaan penunjang dengan menggunakan alat endoskop untuk menentukan diagnosis kelainan-kelainan organ di dalam tubuh.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006)

Dengan melakukan pemeriksaan endoskopi maka kelainan-kelainan akan lebih mudah untuk terdekti seperti pada saluran esofagus, duodenum (usus dua belas jari) , jejenum, kolon, gaster (lambung), saluran empedu dan pankreas, dan hati serta saluran kemih, rongga mulut, rongga perut dan lain sebagainya. 

Endoskopi terdapat beberapa jenis, yaitu endoskopi kaku, endoskopi lentur, endoskopi kapsul*) dan video endoscope.

*) Endoskopi kapsul adalah pemeriksaan endoskopi menggunakan endoskop bentuk kapsul untuk mendiagnosis kelainan di usus halus.

pemeriksaan endoskopi pertama kali diperkenalkan di Indonesia yaitu endoskopi kaku.


Selain itu ada beberapa macam endoskopi untuk pemeriksaan saluran percernaan yaitu:


  • Duodenoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di duodenum.
  • Enteroskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus halus.
  • Esofagoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di esofagus.
  • Gastroskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di dalam lambung (gaster).
  • Kolonoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus besar (kolon).

Indikasi Endoskopi :

  • Apabila pemeriksaan radiologi dicurigai ataupun menunjukkan kelainan misalnya tukak.
  • Apabila terdapat perubahan2 radiologi yang meragukan (tidak jelas).
  • Perdarahan akut saluran cerna bagian atas & bawah.
  • Perdarahan r3ctum.
  • Penyakit radang usus besar.
  • Untuk memantau pasien dalam menyembuhan tukak yang jinak & dicurigai akan adanya keganasan.
  • Kasus sindrom dyspepsia.
  • Kolonoskopi setelah pembedahan.
  • Penelitian penyakit kolon.
  • Prosedur tindakan terapi seperti penasangan selang NGT.
  • Pasien setelah gastrektomi.
  • Pasien dengan gejala yang tetap (seperti disfagia, nyeri epigastrium, & muntah2).
  • Diare kronik.
  • Tumor prankreas.
  • Pankreatitis kronik.
  • Batu saluran empedu.
  • Ikterus dengan penyebab yang tidak jelas.
  • Nyeri perut bagian atas.
  • Deabetes mellitus.
  • Keganasan pada sistem hepatobilier & pankreas.

Kontraindikasi Endoskopi :

  • Pasien menolak dilakukan pemeriksaan endoskopi.
  • Gagal jantung berat.
  • Infark jantung baru.
  • Kehamilan trimester I (tiga bulan pertama).
  • Penyakit radang panggul.
  • Nyeri perut demam.
  • Peritonitis.
  • Nyeri perut ysng hebat.
  • Koma.
  • Penyakit paru obstruktif berat.
  • Aritmia jantung berat.
  • Alergi kontras yodium.
  • Gangguan kesadaran.
  • Tumor mediastinum.
  • Pasien setelah op bedah perut yang baru.
  • Obstruksi saluran cerna.
  • Struma besar.
  • Keadaan umum pasien lemah.
  • Keadaan pasien obesitas berat.
  • Pasien tidak koperatif.
  • Hernia.
  • Kelainan pembekuan darah.
  • Asites yang sangat besar.
  • Penyakit jantung-paru yang berat.

Komplikasi Endoskopi :

  • Infeksi.
  • Perdarahan.
  • Perforasi.
  • Frebitis.
  • Gangguan kardiopulmoner.
  • Pneumonia aspirasi.
  • Pembentukan kista.
  • Sepsis.
  • Volvunus.
  • Gangguan pernafasan.
Demikian pembahasan tentang endoskopi.

Ref:
1. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna. 2006. Marcellus simadibrata K (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : FKUI. p305-69

Terima kasih atas kunjungannya. Salam, Tim iPendidikan.