Penatalaksanaan Keracunan Bisa Kalajengking

keracunan bisa kalajengking
Foto: Kalajengking.

PERBIDKES.com - Menurut Depkes, 2001 bahwa kalajengking merupakan salah satu jenis binatang yang tertua di muka bumi & diperkirakan telah ada sejak lebih dari 400 juta tahun yang lalu.

Kalajengking (Scorpion) memiliki 1000 spesies, tetapi hanya 30 spesies saja yang mempunyai racun yang mematikan (Marguire, 2005). Antara lain centruroides sculpturatus(C), centruroides suffuses, axilacauda, leirus quinquestriatus, serta tityus serralatus. Hanya spesies Leirus quinquestriatus memiliki racun yang kardiotoksik & dapat menyebabkan syok, edema paru, serts hipotensi.

Secara umum kalajengking tidaklah agresif terhadap manusia namun jika terancam/marah karena diusik oleh manusia maka manusia itu dapat disengatnya.

Sengatan kalajengking hanya terasa nyeri, pada dasarnya sih enggak berbahaya kecuali sengatan kalajengking berjenis racun. Racun kalajengking yang dijelaskan oleh Depkes, 2001 bahwa racunnya mengandung campuran kompleks fosfolipase A2, protein dengan berat molekul rendah , asam amino, hialuronidase, asetilkolinesterase, & serotonim.

Pada umumnya racun kalajengking bersifat hemolitik & neroutoksik yang mampu bermuara pada tingkat keracunan berat walaupun gambaran klinis pada tempat sengatan kalajengking kadang hanya terlihat minimal (Wirtz, 1991).

Gejala dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Gejala lokal :
  • Nyeri seperti terbakar.
  • Gejala peradangan disertai parestesi lokal.
Gejala2 tersebut pada umumnya membaik setelah beberapa jam terkena sengatan kalajengking.

2. Gejala sistemik :
  • Tekanan darang tinggi.
  • Gelisah.
  • Keluar keringat yang berlebihan.
  • Denyut nadi cepat (takikardia).
  • Kadang2 kejang.
  • Paralisis otot pernafasan.
  • Opistotonus.
  • Fasikulasi.
  • Diplopia.
  • Nistagmus.
  • Salivasi.
Biasanya gejala2 tersebut disertai dengan syok, edema paru, pankreatitis, gangguan fungsi ginjal, ikterus, hipertermia (panas), & asidosis.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah (Hb, leukosit, Trombosit, gula darah, kreatinin fosfokinase, elektrolit, analisis gas darah, ureum, kreatinin & uji faal hati.

Penanganan.

  • Airway - Breathing - Circulation (ABC).
  • Cuci luka bekas sengatan kalajengking.
  • Beri tetatus profilaksis (jika diperlukan).
  • Jangan melakukan pengisapan maupun insisi lokal pada tempat luka.
  • Jangan sekali-kali diberi es pada lokasi luka. Prosedur diatas berbeda dengan yang dianjutlan oleh Dreisbach, Maguire, & Wirtz, (1991) yang menganjurkan untuk memberikan kompres es pada lokasi sengatan pada beberapa jam pertama dengan tujuan agar melokalisasi racun supaya absorpsi racun berkurang.
  • Terapi antivenin dengan memberikan serum scorpion (polivenin).
  • Sedangkan untuk terapi lanjutan dilakukan untuk mengatasi gejala sistemik karena akibat dari keracunan sengatan kalajengking seperti edema paru, tekanan darah tinggi (hipertensi), gelisah, syok, bradiritmia.

Anjurkan pencegahan.

  • Periksa & kibaskan benda2 seperti sepatu, handuk, pakaian, tempat tidur sebelum anda memakainya.
  • Singkirkan batu, kayu, maupun tumpukan2 benda yang disukai oleh kalajengking untuk menyembunyikan diri.
  • Semprotkan insektisida agar sumber makanan kalajengking terkurangi.

Ref:
1. Penatalaksaan keracunan bisa kalajengking. 2006. Djoni Djunaedi (ed). BAIPD. Jakarta : FKUI.

Demikian penatalaksanaan keracunan bisa kalajengking yang dijelaskan dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2006), semoga dapat memberikan manfaat bagi teman sejawat semua.
Terima kasih.
Salam, Tim Perbidkes.