Sindrom Lisis Tumor - Pengertian, Patofisiologi, Faktor Resiko, Serta Penatalaksanaannya

PERBIDKES.com - Dengan semakin maju ilmu pengobatan kanker, terutama kemoterapi di  awali dari penggunaan obat tunggal hingga penggunaan obat kombinasi yang kemudian akan berkembang menjadi kemoterapi agresif. Tetapi yang pasti dengan begitu efek sampingpun akan muncul dari yang ringan hingga yang berat bahkan dapat berakhir dengan kematian, salah satunya yang akan kami bahas berikut ini yaitu sindrom lisis tumor.

Sindrom lisis tumor adalah keadaan kelainan metabolik yang mengancam jiwa akibat dari pelepasan zat intraselular*) ke dalam aliran darah akibat tingkat kehancuran sel tumor yang tinggi karena pemberian kemoterapi. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV).

*) Zat intraselular tersebut merupakan hasil dari degradasi asam nukleat akibat destruksi sejumlah besar sel tumor yang mengakibatkan meningkatnya metabolisme purin, diikuti dengan meningkatnya pembentukan asam nukleat.


Pemberian kemoterapi pada sel tumor yang sensitif dapat berakibat terjadi kehancuran yang mendadak sejumlah besar sel tumor sehingga terjadi degradasi asam nukleat, mengakibatkan penbentukan asam urat yang tidak dapat larut dalam air. Pembuangan sisa metabolisme asam urat yang meningkat menyebabkan kristal asam urat pada tubulus ginjal sehingga fungsi ginjal terganggu.

Faktor resiko terkena sindrom lisis tumor adalah:
  • Tumor yang sensitif terhadap kemoterapi.
  • Peningkatan LDH.
  • Ukuran tumor yang besar.
  • Penurunan fungsi ginjal.
  • Kadar asam urat dalam darah yang tinggi (hiperurisemia).

Sindrom lisis tumor terdiri dari:
  • Hiperkalemia, adalah kadar kalium dalam darah yang tinggi.
  • Hiperurisemia, adalah kadar asam urat dalam darah melebihi normal.
  • Hiperfosfatemia, adalah kadar fosfat yang tinggi di dalam darah.
  • Hipokalsemia, adalah rendahnya kalsium di dalam darah.
Untuk menegakkan diagnosis sindrom lisis tumor maka harus ditemukan tanda2 diatas yaitu hiperkalemia, hiperurisemia, hiperfosfatemia, & hipokalsemia.


Sindrom lisis tumor merupakan keadaan darurat medik dalam bidang onkologi yang sering muncul setelah dilakukan kemoterapi yang dapat berakibat kematian jika tidak disikapi & diterapi secara baik & benar. Pencegahan tetap langkah terbaik yang harus dilakukan.
 
Sindrom Lisis Tumor - Pengertian, Patofisiologi, Faktor Resiko, Serta Penatalaksanaannya

Berikut tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Pengenalan jenis tumor & pasien dengan resiko tinggi harus dilakukan sebelum di mulai kemoterapi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk melindungi fungsi ginjal pasien. Dengan memberikan hidrasi cairan sebanyak 2000 sampai 3000 ml/^2/24 jam yang dimulai 24 jam sebelum di berikan kemoterapi.
  2. Selain itu, juga pasien diberikan alopuranol 2 x 300 mg perhari supaya dapat menghambat produksi asam urat.
  3. Kemudian diberikan alkalinisasi urin dengan memberikan natrium bikarbonat 50 sampai 100 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang akan diberikan agar dapat meningkatkan kelarutan asam urat sehingga bisa disekresikan lewat ginjal.
Walau fungsi ginjal normal sebelum dilakukan kemoterapi, kemungkinan sindrom lisis tumor terjadi karena pemecahan sejumlah besar sel tumor pada waktu yang singkat. Untuk itu perlu dilakukan untuk memantau jumlah elektrolit, ureum, kratinin, asam urat, fosfat, kalsium serta PT urin dengan minimal 4 hari sekali setelah dilakukan kemoterapi.

Jika pasien sebelum dilakukan kemoterapi sudah mempunyai gangguan fungsi ginjal maupun jantung maka setiap hari perlu dilakukan pemantauan balance cairan.

Bila pada pasien ditemukan hiperkalemia maupun hipokalsemia maka perlu dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG).

Hiperkalemia merupakan kondisi yang mengancam jiwa dapat dikenali dengan munculnya gelombang T tinggi pada pemeriksaan EKG. Sedangkan pada hipokalsemia dapat dikoreksidengan memberikan kalsium glukonat lewat intravena.

Apabila muncul hiperfosfatemia maka alkalinisasi urin harus dihentikan karena jika tidak berhenti dapat meningkatkan presipitasi kalium fosfat.

Awas ! Jika volume urin tetap saja sedikit serta gangguan elektrolit & asam basa masih saja terjadi dengan disertai penurunan fungsi ginjal, maka tindakan dialisis (cuci darah) harus dilakukan agar dapat menyelamatkan jiwa pasien.

Dalam Current therapy in hematology-onkology tahun1995 menjelaskan bahwa indikasi tindakan hemodialisis (cuci darah) pada pasien syndrom lisis tumor adalah:
  • Oliguria (produksi urin menurun).
  • Perburukan fungsi ginjal.
  • Hipokalsemia yang simtomatik.
  • Volume overload state.
  • Kalium, serum >6 mcg/l.
  • Asam urat serum >10 mg/dl.
  • Kreatinin serum >10 mg/dl.
  • Fosfat serum >10 mg/dl.

Referensi:

  1. Diagnosis & penatalaksanaan sindrom lisis tumor. Dalam : Kegawatdaruratan medik di bidang ilmu penyakit dalam. Zakifman jack (editor). Buku Ajar Ilmu Penyskit Dalam. Jilid I. Edisi IV. FKUI. Jakarta. p228-51.
Selanjutnya baca juga Hati-hati penyakit gagal ginjal sebabkan