Syock Kardiogenik - Pengertian, Penyebab, patofisiologi, Pemeriksaan Serta Penanganannya

Perbidkes.com - Syock kardiogenik merupakan penyebab utama kematian pada pasien yang dirawat dengan infark miokard akut (IMA). Syock kardiogenik pada infark miokard kebanyakan terjadi pada imfark miolard dengan elevasi segmen ST daripada dengan yang disertai elevasi segmen ST.

Pengertian.

Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam menjelaskan pengertian dari Syock kaediogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, serta dapat mengakibatkan hipoksia jaringan.

Shock kardiogenik didefinisikan sebagai shock yang terjadi ketika kemampuan pompa jantung terganggu hingga pada titik di mana tidak dapat mempertahankan karbon monoksida (CO) & perfusi jaringan yang adekuat. (Modul BTCLS, 2012).

Syock kardiogenik dapat terjadi karena adanya disfungsi ventrikel kiri yang berat, tapi dapat juga terjadi pada keadaan dimana fungsi ventrikel kiri cukup baik. Pada umumnya hipertensi sistemik menjadi dasar diagnosis.

Patofisiologi.

Paradigma klasik memprediksi bahwa vasokontriksi sistemik berkompentasi dengan peningkatan resistensi vaskular sistemik yang terjadi sebagai respons dari penurunan curah jantung. Sedangkan pada paradigma lama patofisiologi yang mendasari syock kardigenik adalah depresi kontraktilitas miokard mengakibatkan lingkaran setan penurunan curah jantung, insufisiensi koroner, tekanan darah rendah, kemudian terjadi penurunan kontraktilitas & curah jantung.

Penyebab.

  • Syock kardiogenik paling banyak disebabkan oleh infark miokard akut, dimana terjadi kehilangan sejumlah besar miokardium karena terjadinya nekrosis.
  • Syock kardiogenik terjadi 2,1% pada pasien IMA non elevasi ST & lebih sering ditemukan sebagai komplikasi dari IMA.
  • 2,9 % terjadi pada pasien angina pektoris tak stabil.
  • Toksin kimia.
  • Henti jantung.
  • Perubahan patologik pada katup.
  • Tamponade jantung.
  • Komplikasi pembedahan jantung.
  • Kardio miopati seperti alk0hol, Hipertensi, Infeksi bakteri maupun virus, ataupun iskemia.
  • Obat yang mempengaruhi kontraktilitas otot jantung.
  • Trauma kepala yang merusak pusat cardio regulator.
  • Gangguan keseimbangan elektrolit (elektrolit imbalance).
  • Dysritmia.

Komplikasi mekanik akibat dari IMA bisa menyebabkan terjadinya syock. Diantara komplikasi tersebut adalah ruptur/disfungsi otot papilaris, ruptur septal ventrikel, serta ruptur miokard yang seluruhnya dapat mengakibatkan munculnya syock kardiogenik. Infark ventrikel kanan tanpa disertai infark/disfungsi pada ventrikel kiri juga dapat menyebabkan syock.

Selain itu, yang sering mrnyrbabkan syock kardiogenik ialah takiaritmia & bradiaritmia yang rekuren, biasanya terjadi akibat disfungsi ventrikle kiri, serta dapat timbul bersama dengan aritmia ventrikular maupun supraventrikuler.

Syock kardiogenik juga dapat muncul sebagai manisfestasi akhir dari disfungsi miokard yang progesif, termasuk juga karena penyakit jantung iskemia ataupun kardiomiopati & restriktif.

Gejala.

Pada keadaan syock karena akibat dari komplikasi mekanik dari IMA, kebanyakan pasien mengeluh nyeri dada & biasanya disertai juga gejala2 yang tiba2 menunjukkan adanya edema paru akut maupun bahkan henti jantung.

Pada pasien dengan aritmia biasanya akan mengeluhkan adanya palpitasi, sinkop, presinkop, merasakan irama jantung seperti berhenti sebentar.

Pada pasien dengan IMA datang dengan tripikal nyeri dada yang akut & kemungkinan sudah memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu Penyakit jantung koroner (PJK).

Selain itu, manifestasi shock kardiogenik adalah:

  • Nadi cepat & lemah.
  • Pernafasan cepat.
  • Nadi kemungkinan melemah.
  • Turgor kulit memburuk.
  • Tekanan darah menurun.
  • Penurunan kesadaran hingga kehilangan kesadaran.
  • Cemas.
  • Takut.
  • Tanda-tanda kelelahan.
  • Kulit pucat & lembab.
  • Tidak keluarnya urine output.
  • Teraba dingin pada ujung2 ekstermitas.


Pemeriksaan Fisis.

  • Pada pemeriksaan awal hemodinamik akan ditemukan tekanan darah sistolik menurun hingga < 90 mmHg, apabila pasien tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat maka dapat turun hingga <80 mmHg.
  • Pada pemeriksaan nadi biasanya denyut jantung meningkat.
  • Pada pemeriksaan dada akan ditemui adanya ronki.
  • Pada pasien dengan gagal jantung kanan akan menunjukkan beberapa tanda2, diantaranya yaitu pembesaran hati, Sianosis, & edema perifer.

Pemeriksaan Penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang daapt dilakukan antara lain adalah:
  • Elektrokardiogram (EKG).
  • Ekokardigrafi.
  • Foto rontgen dada.
  • Saturasi oksigen.
  • Pemantauan hemodinamik.

Penanganan.

Penatalaksanaan shock kardiogenik sebenarnya sama dengan shock lainnya intinya mempertahankan ABC (Airway-Breathing-Circulation).

1. Melakukan resusitasi dengan segera.
Tujuannya untuk mencegah rusaknya organ sewaktu pasien dibawa untuk terapi definitif.
Intra Aorta Baloon Pump (IABP) harus sudah dilakukan sebelum transportasi jika fasilitas sudah tersedia. Sesuai dengan Guidelines terakhir ACC/AHA, merekomendasikan untuk pemasangan IABP dini pada pasein syock kardiogenik yang termasuk kandidat stratesi agresif.
IABP merupakan pilihan atraktif pada syock kardigenik karena kombinasi menurunkan afterload, meningkatkan tekanan darah diastolik untuk perfusi koroner & meningkatkan curah jantung.

Efek IABP selama sistol & diastol.
  • Kerja jantung menurun.
  • Curah jantung menurun.
  • Konsumsi oksigen oleh miokard menurun.
  • Meningkatkan perfusi koroner.
  • Meningkat tekanan diastolik.
2. Menentukan secara dini anatomi koroner,
Syock memiliki ciri penyakit 2 pembuluh darah yang tinggi, penurunan fungsi ventrikel kiri, & penyakit left main.
3. Melakukan revaskularisasi dini.
Revaskularisasi mekanis segera dengan PCI maupun CABG direkomendasikan pada:

  • Usia < 75 tahun.
  • Elevasi ST, LBB ataupun IM posterior.
  • Terjadi syock <36 jam setealh awitan infark miokard.
  • Revaskularisasi dapat dilakukan selama 18 jam setelah terjadinya syock.

Ref:
1. Syock kaediogenik. 2006. Idrus alwi & sally aman nasution (ed). BAIPD. Jakarta : FKUI. p182-37.
2. Shock. 2012. Modul Basic Trauma Cardiac Life Support. Edisi Revisi. Jakarta : AGD DinKes Prov. Jakarta. p76.

Demikian pembahasan tentang pengertian, penyebab, patofisiologi, pemeriksaan fisis & penunjang serta penanganan dari syock kardiogenik.
Semoga bermanfaat bagi teman sejawat semua.
Terima kasih. Salam, Tim Perbidkes.