Strok - Pengertian, Jenis, Faktor, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

PERBIDKES.com - Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2006 menjelaskan pengertian strok adalah suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang dapat menyebabkan defisit neurologis.

Adapun pengertian lain lebih mementingkan defisit yang terjadi sehingga batasan otak adalah suatu defisit neurologis yang mendadak sebagai akibat dari iskemia ataupun hemoragi sirkulasi saraf otak.

Dear sejawat, strok harus kita anggap sebagai akibat dari komplikasi penyakit sistemik karena pembuluh darah otak masih termasuk bagian dari pembuluh darah sistemik.

Kematian otak yang telah terjadi tidak dapat di obati dengan cara apapun. Termasuk obat2an neuroprotektor yang sering digunakan oleh para dokter karena pernah diteliti ternyata tidak terbukti bermanfaat berdasarkan penelitian2 ilmiah (EUSI, 2003).

Oleh sebab itu, dalam penanganan utama strok berupa perawatan umum & mengatasi komplikasi dari sistemik, supaya dapat mencegah terjadinya perluasan kurasakan jaringan otak.

Jenis Strok.

Berdasarkan jenisnya strok dibagi menjadi 2 yaitu strok non hemoragik & strok hemoragik.

Strok Non Hemoragik.

Strok jenis ini merupakan strok yang paling sering ditemukan, sekitar 80% dari semua otak . Pada dasarnya strok non hemoragik disebabkan oleh okulasi pembuluh darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen & glukosa ke otak.

Strok Hemoragik.

Strok hemoragik merupakan akibat dari pecahnya mikro aneurisma dari Charcot/etat crible di otak. Strok jenis ini sekitar 20% dari semua otak. Dibedakan antara perdarahan intraserebral, subdural, & subaraknoid.

Faktor Resiko Terkena Strok.

  • Usia.
  • Jenis k3lamin.
  • Hipertensi.
  • Diabetes melitus.
  • Hiperlipidemia.
  • Gangguan irama jantung (febrilasi-atrial).
  • Infark miokard baik akut maupun kronis.
  • Dekompensasi jantung.
  • Tumor atrium.
  • Endokarditis bakterialis subakut.
  • Penyebab jantung.
  • Koagulasi.
  • Keturunan.
  • Hipovolemia.
  • Syok.


Tanda & Gejala Strok.

Gejala strok dibedakan antara gejala ataupun tanda karena lesi & gejala ataupun tanda yang diakibatkan oleh komplikasinya.

Pada umumnya gejala tergantung pada letak & besar lesi di otak, yang menyebabkan gejala & tanda organ yang dipersarafi oleh bagian tersebut.

Perbedaan antara strok hemisfer kiri & kanan
Gambar 1. Perbedaan antara strok hemisfer kiri & kanan dari harrel (1988).

Perbedaan yang pada strok hemisfer kiri & kanan dapat dilihat dari tanda2 yang diperoleh serta dengan pemeriksaan neurologis akan dapat diketahui kira2 letak lesi dimana. Sebagai contoh dibawah ini.

Lesi di batang otak.

  • Luas.
  • Bertentangan dengan letak lesi.
  • Kenai saraf kepala sesisi dengan letak lesi (III-IV otak tengah).

Lesi di korteks.

  • Gejala terlokasi.
  • Mengenai daerah yang lawan dari letak lesi.
  • Hilangnya sensasi kortikal.
  • Kurang begitu perhatian pada rangsang sensorik.
  • Penglihatan & pembicaran mungkin terkena.

Lesi di medula spinalis.

  • Neuron motorik bawah di daerah lesi, sesisi.
  • Neuron motorik atas dibawah lesi, berlawanan dengan letak lesi.
  • Gangguan sensorik.


Lesi di kapsula.

  • Lebih luas.
  • Mengenai daerah lawan letak lesi.
  • Sensasi prmer menghilang.
  • Penglihatan & pembicaraan mungkin terjanggu.

Komplikasi akut yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut:

  • Gangguan jantung.
  • Gangguan respirasi.
  • Infeksi & septik.
  • Ulcer stres.
  • Kadar gula darah (biasanya tinggi).


Gejala yang disebabkan karena komplikasi akut menyebabkan kematian 5 kali lebih banyak daripada karena lesi, & bersama-sama keduanya menyebabkan sekitar 20% kematian pada hari pertama.

Penatalaksanaan Strok yang dilakukan oleh spesialis penyakit dalam.

Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam menjelaskan tentang penatalaksaan strok akut yang dilakukan oleh spesialis penyakit dalam, yaitu:

Airway.

Mengusahaan supaya jalan nafas bebas dari semua hambatan.

Breathing.

Fungsi pernafasan yang mungkin terjadi karena gangguan di pusat nafas baik disebabkan oleh strok maupun karena komplikasi infeksi di saluran pernafasan.

Fungsi kardiovaskular.

Fungsi jantung & pembuluh darah.

Obat-obatan.

Obatan2 harus dievaluasi baik yang sudah, sedang, maupun yang akan diberikan, jangan sampai mengganggu fungsi homeostasis yang saat ini sedang dalam kondisi terkompromi.

Elektolit.

Terutama natrium, kalium, & kalsium yang dapat mengganggu beberapa fungsi organ.

Keseimbangan cairan.

Kondisi gangguan cairan dapat mempengaruhi fungsi ginjal, jantung, & fungsi organ lainnya.

Kadar gula darah.

Kadar gula darah yang tinggi dapat memperburuk lesi sehingga akan memperburuk juga status neurologis, sedangkan gula darah yang rendah sering kali memberikan gejala neurologis fokal mirip dengan strok.

Hipertensi.

Tekanan darah tinggi sebagai akibat dari penyakit hipertensi kronis akan tetapi dapat juga sebagai akibat kompensasi akut akibat strok.

Asupan (intake).

Asupan diperlukan demi mempertahankan fungsi metabolisme tubub.

Pencegahan.

Pemberian aspirin maupun warfarin harus dilakukan sebagai upaya untuk pencegahan primer pada semua pasien dengan fibrilasi atrial non valvular yang beresiko sedang menimbulkan emboli.

Referensi.

  1. Hadi Martono & RA. Tuty Kuswardani (ed). Strok & Penatalaksanaannya Internis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2006 oleh 1414.