Artritis Rematoid pada Ibu Hamil
PERBIDKES.com – Artitis rematoid adalah penyakit kronik yang
multi system dengan manifestasi sistemik yang bermacam-macam. Hingga saat ini
belum dapat diketahui penyebab penyakit ini, tetapi patogenesisnya didasari
oleh factor imunologik. Manifestasi klinik & reaksi inflamasi yang ada
disebankan karena infiltrasi sel T di dalam jaringan yang dapat menimbulkan
sekresi sitokin.
Kejadian penyakit artritis rematoid 1 banding 1.000 – 2.000
kehamilan, dimana insiden terbanyak pada usia 35-50 tahun. Pernah dilaporkan
adanya factor genetic yang berhubungan dengan kejadian penyakit ini. Tanda
gejala yang biasanya terjadi adalah synovitis yang mengenai sendi-sendi
perifer. Bila penyakit ini semakin berat maka akan terjadi erosi sendi dan
berakhir dengan deformasi sendi.
The American Rhematism Assosiation, 1987 memformulasikan
kriteria tanda gejala penyakit artritis rematoid adalah:
- Kekakuan sendi pada pagi hari disekitar sendi.
- Adanya factor rematoid.
- Pembengkakan pada sendi interfalang, metakarpofalangeal (sendi kaku).
- Pembengkakan pada 3 sendi/lebih.
- Pembengkakan yang simetris.
- Nodul rematoid.
- Erosi/osteopenia periartikular pada tangan & siku.
Diagnosis artritis rematoid dapat ditegakkan bila terdapat >(lebih
sma dengan) 4 kriteria diatas.
Secara teori penyakit ini tidak mempengaruhi perjalanan
kehamilan maupun luaran kehamilan. Tetapi, pernah dilaporkan terjadinya
eksaserbasi setelah persalinan terutama pada wanita yang menyusu! untuk pertama
kalinya. Pada umumnya eksaserbasi terjadi dalam waktu 4 sampai 10 minggu
setelah persalinan. Penderita kebanyakan akan mengalami tanda gejala yang sama
seperti saat sebelum hamil.
Pengobatan Artritis Rematoid pada Ibu Hamil.
Pengobatan artritis rematoid pada ibu hamil tergantung
ringan beratnya penyakit & usia kehamilanna. Tujuan pengobatan yaitu
menghilangkan rasa sakit, mengurangi peradangan, menjaga struktur sendi,
menjaga fungsi sendi, & akhirnya mampu melewati masa kehamilan &
persalinan dengan baik. Penggunaan Aspirin dengan dosis tinggi selama 3-4 gram
perhari pada penderita hamil dapat menyebabkan efek samping yang serius,
misalnya gangguan hemostasis, penurunan dini ductus arteriosus janin &
kehamilan serotinus. Oleh sebab itu, bila penderita membutuhkan antiinflamasi
non steroid (AINS), maka pilihannya adalah asetaminofen. Bila dengan obat ini
tidak ada perbaikan, maka diberikan kortikostiroid oral, juga dapat
dipertimbangkan untuk memberikan injeksi kortikostiroid intra articular untuk
dapat menghilangkan keluhan pada sendi yang terkena. Pada penderita yang
resisten terhadap asetaminofen & kortikostiroid dapat diberikan senyawa
emas, azatioprin, klorokuin, sulfasalasin, metrotreksat *), & penisilamin.
Beberapa dari obat-obatan tersebut bersifat teratogenic, contohnya senyawa emas
yang mampu menyebabkan diskrasia darah & nefropati.
Metrotreksat adalah suatu antagonis folat yang bisa
menyebabkan kelainan pada tulang bayi, meningomielosel, anensefali,
hidrosefali, & gangguan perkembangan mental pada bayi baru lahir. Penisilamin
pernah dilaporkan bersifat teratogenic. Pemberian klorokuin dilaporkan dapat
menyebabkan anopthalmia, micropthalmia, & gangguan pertumbuhan janin.
Sedangkan Azatioprin pernah dilaporkan aman untuk kehamilan meski dalam jumlah
sedikit dapat menyebabkan polidaktili. Termasuk pemberian sulfasalasin juga
aman untuk diberikan pada wanita hamil.
Ingat, apabila harus terpaksa menggunakan obat2an yang
disebutkan diatas maka harus konsultasi terlebih dahulu.
Pada penderita penyakit artritis rematoid saat persalinan
dapat mengalami penyulit, terutama bila terkena adalah sendi sendi pelvis &
spinal. Pada penderita yang sudah lama dapat terjadi contracted pelvis demikian
juga dapat terjadi gangguan abduksi tungkai sehingga dalam keadaan seperti ini
sebaiknya dilakukan operasi sesar. Dan jangan lupa untuk konsultasi ke spesialis
anestesi.
Dalam pemilihan k0ntras3psi hormonal yang mengandung
kombinasi esterogen & pregesteron adalah pilihan terbaik karena hormon
tersebut dapat memperbaiki klinis penderita. Pada penderita yang memilih untuk
menyusu! bayinya harus mendapatkan perhatian yang baik dari segi pengobatannya
agar dapat menghindari eksaserbasi penyakitnya & dipilih obat2an yang aman
untuk m3nyusui, seperti asetaminofen, ibuprofen, indometasin, naproksen, &
klorokuin.
Referensi.
- Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroahardjo. Edisi keempat. Editor ketua, Abdul Bari Saifuddin, editor, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi H. Wiknjosastro, Edisi keempat, cetakan pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.
Posting Komentar untuk "Artritis Rematoid pada Ibu Hamil"
Posting Komentar