Shock Anafilaktik

IPENDIDIKAN.com - Wahai teman sejawatku, pada artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang beberapa macam shock. Shock merupakan akhir dari proses penyakit.

Sebelum anda membaca selanjutnya....

Kita review tentang shock.

Faktor faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah tetap agar dapat mencegah terjadinya shock.

Dalam "Medical surgical nursing critical thinking in client care, 2000 " menjelaskan definisi dari shock adalah swatu sindrom klinik yang terjadi akibat ketidakseimbangan secara sistemik antara pasokan oksigen dengan permintaan dari tubuh.

Shock menimbulkan penurunan kadar oksigen sehingga terjadi kegagalan produksi energi & penggunaan energi serta hilangnya keutuhan dari sel jaringan serta kegagalan fungsi orang yang mengakibatkan kematikan.

Berdasarkan penyebabnya, shock septik termasuk dalam shock distributive.

Shock Anafilaktik.

Syock Anafilaktik adalah syock yang terjadi secara akut yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap makanan, serangan serangga, maupun obat.

Shock Anafilaktik

Syock Anafilaktik terjadi dalam jangka waktu 60 menit setelah pemberian antigen serta menyebabkan terjadi kegagalan sirkulasi & respirasi.

Syock Anafilaktif dibagi menjadi dua, yaitu reaksi hipersensitif & reaksi anafilaktoid.

Manifestasi Syock Anafilaktik.

  • Suara serak.
  • Sakit kepala.
  • Gelisah.
  • Wheezing.
  • Palpitasi.
  • Nyeri perut.
  • Diare.
  • Batuk.
  • Hidung tersumbat.
  • Nadi teraba cepat & kecil.
  • Ujung2 ekstremitas sianosis, terutama pada bibir & ujung jari.

Komplikasi.

Komplikasi dari shock anafilaktik adalah:
  1. Asidosis metabolik, berkurangnya darah yang beredar akan mengakibatkan penurunan cardiac output (CO). Penurunan CO akan menimbulkan perfusi ke sel menurun sehingga sel mengalami hipoksia
  2. Komplikasi tingkat sel, kondisi hipoksia karena rendahnya perfusi ke sel akan menimbulkan peningkatan metabolisme anaerobik pada sel, akibatnya sel akan mengalami asidosis & mengurangi efisiensi energi sel sehingga sel mengalami kematian.
  3. Komplikasi tingkat organ, antara lain: Pembengkakan paru, kebocoran kapiler paru, kegagalan fungsi hati, sepsis & bleeding.

Penanganan.


1. Secara umum.

  • Pemberian oksigen 100% untuk oksigenasi jaringan & sel.
  • Cairan intravena seperti plasma/penganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan osmotik intravaskuler.

2. Secara khusus.

a. Baringkan pasien pada alas yang keras. Dengan cara kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena dalam upaya untuk memperbaiki curah jantung & menaikkan tekanan darah.

b. Lakukan A-B-C.
  • Airway.
  • Breathing.
  • Circulation.
c. Berikan kortikoateroid seperti dexametason 5 - 10 mg / hidrokortison100 mg secara intravena (IV).

d. Jika tekanan darah rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena.

e. Dalam kondisi gawat, sangat tidak bijak jika pasien syock anafilaktik dikirim ke rumah sakit karena dikhawatirkan dapat meninggal dunia dalam perjalanan. Jika terpaksa dilakukan maka penanganan pasien di tempat kejadian harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dengan transportasi pasien harus mendapatkan pengawalan dari petugas medis seperti dokter & perawat. Jangan lupa, posisi ketika di bawa harus tetap dalam kondisi terlentang dengan kaki lebih diatas dari pada anggota tubuh lainnya.

Pencegahan.

Pencegahan syock anafilaktik dengan memperhatikan sebelum melakukan penyuntikan.

Jika tidak ada kepastian mengenai kemungkinan akan terjadi shock anafilaktik, sebaiknya dilakukan tes kulit & harus disiapkan sediaan adrenalin, antihistamin, & hidrokortison.

Referensi:

1. Shock. 2012. Modul Basic Trauma Cardiac Life Support. Edisi Revisi. Jakarta: AGD Dinkes Prov. DKI Jakarta.